Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai NasDem Hermawi Taslim memastikan jika Andika Perkasa sudah masuk dalam radar partainya.
Hal itu merespons isu Andika bakal mendampingi Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hermawi mengatakan terkait wacana duet Anies-Andika kemungkinan bakal dibicarakan dengan partai koalisi.
"Jadi Andika sudah masuk dalam radar NasDem yang mungkin saja akan dibicarakan bersama partai koalisi sebagai pendamping Anies," kata Hermawi kepada Tribunnews.com, Senin (26/12/2022).
Ia menegaskan bahwa Andika merupakan salah satu figur yang direkomendasikan menjadi bakal calon presiden (capres) hasil rapat kerja nasional (Rakernas) Juni 2022 lalu.
"Ya Andika kan masuk salah satu dari 3 capres NasDem hasil Rakernas Juni. Setelah berporses pilihan jadi ke Anies," ujar Hermawi.
Teka-teki Andika Cawapres Anies
Isu Andika bakal menjadi cawapres pendamping Anies pada Pilpres 2024 masih menjadi teka-teki.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa kadernya menginginkan duet Anies dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pilpres mendatang.
Menurut Herzaky, hal tersebut juga terpotret dalam hasil sejumlah lembaga survei yang menyebut duet Anies-AHY memiliki elektabilitas cukup unggul.
"Pasangan Anies-AHY ini selalu jadi yang tertinggi dan hampir selalu menang melawan pasangan manapun," kata Herzaky pada Kamis (22/12/2022).
Baca juga: Anies Baswedan dan Andika Perkasa Berpeluang Diusung Koalisi Perubahan, PAN dan PKB Bisa Merapat
Ia menyebut hal tersebut sesuai dengan keinginan para kadernya agar kedua figur tersebut duet pada Pilpres.
"Selaras pula dengan keinginan kader dan konstituen kami, nama Anies-AHY yang paling sering disebut-sebut," ujar Herzaky.
Terlebih, kata Herzaky, baik Anies maupun AHY sama-sama memiliki kriteria yang diikuti Koalisi Perubahan.
"Memang, dari lima kriteria capres-cawapres yang kami susun, Mas Anies dan Mas AHY masuk dalam kriteria itu. Punya integritas, kapabilitas, elektabilitas tinggi, chemistry, dan sama-sama tokoh representasi perubahan dan perbaikan, bukan status quo," ucap dia.
Herzaky menuturkan hingga kini nama Andika Perkasa belum dibahas dalam Koalisi Perubahan.
"Sejauh ini, kami belum mendengar nama mantan panglima TNI dibahas di Koalisi Perubahan sebagai cawapres," ungkapnya.
Ia menegaskan saat ini pihaknya masih fokus membahas kriteria yang tepat bagi cawapres pendamping Anies.
"Mengenai kriteria ini, kami yakin mitra-mitra koalisi lainnya, sebagaimana halnya kami, akan mengedepankan prinsip realistis dan rasional," tutur Herzaky.
Kendati demikian, Herzaky menjelang pihaknya tak mempermasalahkan baik PKS maupun NasDem mengusulkan nama-nama tertentu untuk mendampingi Anies.
Sebab, kata dia, Koalisi Perubahan dibangun berdasarkan prinsip equal partnership, sejajar, setara satu sama lain.
"Tiap dari kami bebas bersuara. Bebas mengusulkan. Jadi, silahkan saja jika NasDem ataupun PKS mengusulkan nama-nama capres atau cawapres," jelas Herzaky.
Hanya saja, ia menuturkan pada akhirnya keputusan capres-cawapres di internal Partai Demokrat bakal ditentukan Majelis Tinggi Partai.
Baca juga: Punya Peluang Besar, Duet Anies Baswedan-Andika Dinilai Bakal Direstui NasDem, Demokrat, dan PKS
Herzaky menerangkan saat ini Partai Demokrat masih terus menyerap aspirasi dari kader, konstituen, mencermati berbagai masukan dan data, termasuk hasil dari berbagai lembaga survei, serta berkomunikasi dengan calon mitra Koalisi Perubahan.
"Setelah tuntas di Majelis Tinggi Partai Demokrat, barulah akan kami bawa ke Koalisi Perubahan. Di Koalisi Perubahan, capres dan cawapres dibahas dan ditentukan secara bersama-sama oleh kami bertiga, Demokrat, PKS, dan NasDem," imbuhnya.
Peluang Anies-Andika
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Anies-Andika memiliki peluang besar duet dalam Pilpres 2024.
"Anies-Andika miliki peluang yang bagus, karena jika komitmen koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS terjadi," kata Dedi kepada Tribunnews.com, Senin (26/12/2022).
Namun, Dedi menyebut duet Anies-Andika harus lebih intens komunikasi dengan Demokrat, sementara PKS diperkirakan berpeluang besar tak menolak pasangan tersebut.
"Ini akan lebih banyak dialognya dengan Demokrat, tidak akan banyak dengan PKS mengingat di PKS tidak ada tokoh yang kuat untuk dijadikan alasan menolak Andika," ujar Dedi.
Menurutnya, hal tersebut lantaran Demokrat memiliki figur AHY yang didorong kadernya sebagai cawapres pendamping Anies.
Kendati demikian, Dedi menuturkan hubungan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono sebagai penawarnya.
Andika merupakan menantu dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut.
"Di Demokrat karena ada AHY, dan inipun ada penawarnya, yakni hubungan SBY dengan Hendropriyono yang sama-sama akan menjadi king maker bagi Andika," ucap Dedi.
Lebih lanjut, ia menambahkan kans Anies-Andika cukup besar di 2024 dan kemungkinan besar direstui AHY yang karir politiknya masih panjang.
"Karena realitas politik tidak selalu didominasi hubungan partai, maka kans Anies-Andika cukup besar, AHY besar kemungkinan merestui relasi itu. Dan, usia politik AHY pun masih panjang," imbuhnya.
Bahkan, kata dia, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bisa bergabung ke Koalisi Perubahan bila duet Anies-Andika terjadi.
"Jika Andika yang diajukan, tidak saja koalisi berisi tiga partai itu, bukan tidak mungkin partai lain ikut tertarik melihat peluang duet Anies-Andika, PKB misalnya, atau juga PAN," tutur Dedi.
Menurut Dedi, baik PAN maupun PKB sama-sama belum memiliki beban keterikatan sehingga harus bersama-sama dengan Gerindra ataupun Golkar.
"PKB dan PAN sejauh ini masih terlihat tidak miliki beban harus bersama Gerindra atau Golkar," ujarnya.
Baca juga: Menakar Langkah Andika Perkasa Pasca Panglima TNI: Jadi Menteri Jokowi atau Cawapres Anies Baswedan?
Sebagai informasi, hingga kini rencana koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS tak kunjung dideklarasikan.
NasDem diketahui sudah mendeklarasikan Anies sebagai capres di 2024 beberapa bulan yang lalu.
Baik Demokrat dan PKS tampaknya menyetujui pengusungan Anies sebagai capres.
Namun, ketiga partai politik tersebut belum menemukan titik tengah soal siapa yang menjadi sosok cawapres mendampingi Anies.
Demokrat rupanya bersikeras mendorong Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Sementara PKS pun mendorong kadernya sendiri, yakni mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan sebagai cawapres.