"Kecenderungannya akan mengarah pada pertarungan Anies Baswedan, dengan Ganjar Pranowo
apabila terjadi/ tidak ada perubahan yang berarti," sambungnya.
Yunarto juga memprediksi bahwa Ganjar Pranowo berpotensi menang jika pemilihan presiden
(Pilpres) 2024 hanya satu kali putaran.
Dia mengatakan hal itu bisa saja terjadi ketika Pilpres diikuti tiga paslon, yaitu ada Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Menurut Yunarto, ketika Pilpres hanya digelar satu putaran, maka Ganjar bisa menang lantaran ada potensi suara Anies dan Prabowo pecah.
"Kalau terjadi tiga-tiganya maju, di putaran pertama kondisi tiga nama ini akan menguntungkan Mas
Ganjar karena di situ akan terjadi perpecahan suara antara Anies dengan Prabowo," kata Yunarto.
Dia menuturkan dalam hasil survei Charta Politika menemukan adanya kecenderungan daerah yang
pada Pilpres lalu dikuasai Prabowo, kini mulai "digerogoti" Anies.
"Ada kecenderungan daerah yang dulu dikuasai oleh Pak Prabowo mulai digerogoti oleh Anies dan sebagian diantaranya masih dikuasai Pak Prabowo," ujar Yunarto.
Analisis Peneliti LIPI
Sementara, Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo menilai memikiran soal membangun koalisi yang solid merupakan modal utama sebelum melakukan
deklarasi capres maupun cawapres.
"Saya pikir pentingnya sebuah koalisi yang solid dan kuat itu lebih utama untuk saat ini sebelum
deklarasi," kata Wasisto saat dihubungi, Rabu (28/12/2022).
Menurutnya, hal itu sangat penting karena koalisi partai politik mempunyai veto politik dalam
menominasikan figur tertentu menjadi kandidat definitif.
"Maka saya pikir baik PS (Prabowo Subianto) maupun GP (Ganjar Pranowo) juga menyadari kondisi
itu meskipun secara popularitas tinggi," terangnya.
Pertimbangan LSI Denny JA
Sedangkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut sebagai salah satu pimpinan partai
politik bakal menjadi king maker atau penentu peta politik pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.