Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, mengatakan hasil survei yang dilakukan lembaganya, terdapat asosiasi kuat antara partai dengan calon presiden (capres).
"Partai Gerindra (asosiasi) dengan Prabowo Subianto, sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Anies Baswedan," kata Kunto dalam keterangannya, Rabu (25/1/2023).
Menurut Kunto, hasil tersebut didapatkan dari distribusi elektabilitas partai-partai berdasarkan elektabilitas 4 calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Puan Maharani.
"Distribusi tertinggi pemilih Gerindra mendukung Prabowo sebesar 74,7 persen diikuti Anies Baswedan 18,9 %, Ganjar 6,0 %, dan Puan 0,4 %," ujarnya.
Baca juga: Perbandingan Elektabilitas Ganjar Vs Anies Baswedan di 9 Lembaga Survei: Gubernur Jateng Mendominasi
Kunto menjelaskan bahwa jumlah pemilih Gerindra mendukung Prabowo menjadi yang paling besar jika dibandingkan distribusi pemilih partai-partai lain terhadap Prabowo.
Sementara itu, kata dia, para pemilih PKS mayoritas mendukung Anies Baswedan sebagai capres, yaitu sebesar 65,4 %.
"Jumlah ini menjadi yang terbesar jika dibandingkan distribusi pemilih partai-partai lain terhadap Anies," ucap Kunto.
Kunto menuturkan dukungan sisa pemilih PKS terhadap Ganjar sebesar 18,7 %, Prabowo 15,9 % dan Puan 0,0 %.
"PKS dan Anies tampak saling membutuhkan. Pada bagian lain survei didapatkan hasil mayoritas pemilih Anies (sebanyak 18,4 %) adalah pemilih PKS," ungkapnya.
Dengan demikian, jelas dia, jika Anies tidak didukung PKS, maka potensi suara Anies akan hilang sebesar 18,4 %.
Sebaliknya, PKS berpotensi kehilangan suara jika tidak mendukung Anies Baswedan.
"Pasalnya, terdapat 34,2 % para pemilih PKS menyatakan tidak akan memilih PKS jika PKS tidak mengusung Anies Baswedan," ucapnya.
Survei opini publik menuju 2024 diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI pada 22 November-2 Desember 2022 secara tatap muka dengan menggunakan teknologi CAPI (Computer-Assisted Personal Interview) kepada 1200 responden yang berusia di atas 17 tahun di 34 Provinsi.
Dicuplik dengan teknik multi-stage random sampling dengan tingkat kesalahan pencuplikan ± 2,83% pada interval kepercayaan 95%.
Survei Algoritma
Sementara itu, survei Algoritma Research and Consulting mencatat mayoritas masyarakat berharap Presiden Jokowi Widodo bersikap netral pada Pilpres 2024.
Direktur Riset dan Program Algoritma Fajar Nursahid mengatakan sebanyak 45 persen tidak setuju jika Jokowi menyebutkan pilihan politiknya dalam Pemilu 2024.
Kemudian, 35,2 persen menyetujui, 16,6 persen tidak tahu, dan 3,3 persen tidak menjawab.
"Masyarakat mengharapkan presiden lebih dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024. Meskipun terbelah, masyarakat cenderung tak setuju jika Presiden Jokowi menyebutkan pilihak politiknya terkait capres secara terbuka dalam Pemilu 2024," ucap Fajar dalam paparannya, di sebuah hotel di kawasan Jakarta, Senin (23/1/2023).
Namun di satu sisi, mayoritas pemilih Jokowi-Maruf pada 2019 lalu justru relatif setuju jika Jokowi mendukung capres tertentu secara terbuka.
"Pendukung Jokowi-Maruf relatif setuju jika presiden menyebutkan pilihan politiknya secara terbuka, sedangkan non-pendukung cenderung tidak setuju," ujarnya.
Diketahui, metodologi survei Algoritma diambil dari tanggal 19 hingga 30 Desember 2022 lalu melalui tatap muka menggunakan kuesioner.