Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto secara tegas menyebut bahwa dalam berpolitik kadang harus melawan arus, termasuk menyangkut perdebatan mengenai sistem pemilihan proporsional tertutup.
Apalagi, kata Hasto, pesan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bilang dalam menempuh jalan ideologi bukanlah jalan yang mudah dan mulus.
Namun harus dipenuhi dengan perjuangan panjang.
Hal itu disampaikan Hasto dalam Seminar Nasional Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Kantor Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
"Berpolitik memang terkadang melawan arus, yang disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, menempuh jalan ideologi bukanlah jalan yang mulus, tetapi jalan yang terjal bahkan kadang berliku, penuh dengan jebakan-jebakan politik," kata Hasto.
Baca juga: Pengamat Nilai Manuver Surya Paloh Temui Airlangga Jadi Alarm Bagi PDIP di Tengah Isu Reshuffle
Hasto juga mengatakan bahwa sikap berpolitik yang kadang melawan arus juga harus ditempuh PDIP dalam menyikapi soal sistem Pemilu 2024.
Dimana PDIP secara tegas menyatakan tetap memilih sistem Proporsional Tertutup.
Meski 8 fraksi di DPR RI mengambil sikap menolak menggunakan sistem Proporsional Tertutup dan memilih menggunakan sistem Proporsional Terbuka di Pemilu.
Hasto pun menyinggung soal Proporsional Terbuka yang dipilih partai lain dalam sistem pemilu mendatang.
Dia berpandangan, bahwa untuk anggota Dewan tidak hanya berbasis popularitas apalagi berbasis nepotisme.
"Menjadi anggota dewan tidak hanya bisa mengandalkan saya keluarga pejabat a, saya istri dari pejabat b, saya anak dari pejabat c, itu kalau proporsional terbuka," tegas Hasto.
Karena itulah di dalam memperjuangkan politik kebenaran, PDIP percaya menjadi anggota Dewan di seluruh tingkatan harus dipersiapkan.
Tentu, melalui sekolah partai yanh disiapkan guna menggembleng serta pendidikan politik bagi kader.