TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diinformasikan berencana gabung ke koalisi besar yang wacananya akan menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Langkah PSI itu diketahui Tribunnews.com berdasarkan undangan DPP PSI yang menyebutkan akan menginformasikan alasan bergabungnya partai berlogo bunga mawar putih ke koalisi besar.
"PSI memutuskan akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) + Koalisi Indonesia Raya (KIR). Apa yang mendasari keputusan ini? Apa langkah-langkah PSI selanjutnya?" Bunyi pesan undangan tersebut.
Kemudian diinformasikan bahwa PSI akan melakukan konferensi pers hari ini Rabu (5/4/2023) 12.00 WIB di Basecamp DPP PSI Jl Wahid Hasyim No 194, Jakarta Pusat.
Diinformasikan juga Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha, dan sejumlah pengurus DPP akan hadir dalam kegiatan tersebut.
Adapun sebelumnya Partai Amanat Nasional (PAN) menyebut koalisi besar dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) masih terbuka lebar. Adapun nantinya nama bakal capres dan cawapres bisa dikompromikan.
Diketahui, koalisi besar KIB-KKIR bergulir seusai Presiden Jokowi bersilaturahmi bersama lima parpol di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan pada Minggu, (2/4/2023). Wali Kota Surakarta itu pun menyatakan koalisi besar dinilai sangat cocok.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga menyampaikan bahwa peluang terbentuknya koalisi besar masih terbuka lebar. Apalagi, ada kesamaan pemikiran antara kelima parpol koalisi besar tersebut.
"Masih terbuka lebar karena dari hasil diskusi kemarin ada banyak persamaan pemikiran dan kepentingan dari 5 partai politik," ujar Viva saat dikonfirmasi, Selasa (4/4/2023).
Viva menuturkan bahwa nantinya figur calon presiden dan calon wakil presiden bisa dibicarakan bersama kelima parpol. Adapun figur itu harus memiliki popularitas dan peluang menang yang tinggi.
"Figur yang menjadi pasangan calon adalah hasil dari keputusan dan kompromi seluruh partai politik yang tentu memiliki acceptibilitas, popularitas, dan elektabilitas yang terukur dan memiliki peluang menang di pilpres," pungkasnya.
Baca juga: VIDEO Setuju Wacana Koalisi Besar Penggabungan KIB dan KKIR, Puan Maharani Beri Penjelasan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dua koalisi partai saat ini yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN cocok dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB.
Hal itu disampaikan Jokowi usai menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden, di Kantor DPP, Jakarta Selatan, Minggu, (2/4/2023).
“Cocok,” kata Jokowi.
Terkait penggabungan dua koalisi partai tersebut kata Jokowi terserah para Ketum partai masing-masing. Yang pasti kata Presiden koalisi harus dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” katanya.
Dalam acara silaturahmi tersebut kata Presiden membicarakan masalah kebangsaan sekaligus keberlanjutan program pembangunan ke depannya.
Presiden mengaku dalam pertemuan, ia lebih banyak mendengarkan. Dalam membahas politik para Ketua Umum Partai yang banyak berbicara.
“Yang berbicara itu ketua-ketua partai, saya bagian mendengarkan saja,” katanya.
Presiden tidak menjawab apakah dalam acara silaturahmi partai pemerintah tersebut turut dibahas masalah Capres dan Cawapres Pilpres 2024. Menurut Presiden hal itu sebaiknya ditanyakan kepada para Ketum Partai.
“Nanti ditanyakan kepada ketua-ketua partai,” katanya.