TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, maju sebagai bakal calon wali kota Depok menunai pro dan kontra.
Apalagi kini muncul spanduk dan baliho yang dibuat PSI mencalonkan Kaesang di Pilkada Depok 2024.
PKS selama ini identik dengan 'penguasa' Kota Depok.
Dengan kata lain, hampir 20 tahun wali kota Depok berasal dari PKS.
Bemula pada periode 2006-2011 dan 2011-2016 kader PKS yakni Nur Mahmudi Ismail terpilih jadi Wali Kota Depok sebelum akhirnya dilanjutkan oleh Mohammad Idris pada Pilkada Depok 2020.
Kritik PKS
Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan sejatinya Kaesang belum memiliki track record menjadi pejabat, khususnya di kota Depok.
Oleh karenanya, HNW menilai aneh jika Kaesang Pangarep secara tiba-tiba maju sebagai kepala daerah.
"Pertama kita tidak terfikir ya untuk mencalonkan mas Kaesang di Depok ya, beliau bukan orang Depok, bukan orang PKS dan gak punya track record di Depok, aneh juga tiba-tiba ke Depok," ucap HNW saat ditemui di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/5/2023).
HNW menilai Kaesang yang merupakan putra asli Solo, Jawa Tengah selayaknya maju di kota kelahiran.
Baca juga: Tak Masalah Kaesang Maju Jadi Wali Kota Depok, PKS Pertanyakan Rekam Jejak
Kalaupun bukan di Solo kata HNW, Kaesang bisa maju untuk menjadi pemimpin di wilayah sekitaran Jawa Tengah.
"Saya kira beliau (Kaesang) juga bingung-bingung tuh kok ada yang nyalonin ke Depok, wajarnya kalau beliau tuh di Solo, sedikit kalau keluar dari Solo mungkin Klaten, Sidoarjo, Boyolali," kata HNW.
Kondisi tersebut yang menurut HNW lebih rasional dilakukan oleh Kaesang dan partai pendukung.
Dari segi keterpilihan menurut Wakil Ketua MPR RI itu, Kaesang lebih berpotensi mendulang suara di Solo dibandingkan di Depok.