Menurut Iqbal, ketimbang Jokowi melakukan cawe-cawe, lebih baik membereskan dan menepati janji visi-misinya yang belum tersalurkan.
"Daripada pak jokowi cawe cawe berlebihan sebaiknya Pak Jokowi melanjutkan apa cita-cita dan visi misinya yang belum tersalurkan dan tersampaikan," ujarnya.
PDIP Nilai Pidato Jokowi Tak Singgung Pihak Lain
Ketua DPP PDIP, Said Abdullan, sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa kelanjutan kebijakan pemerintahan layaknya sistem estafet.
Ia jug amenegaskan, apa yang disampaikan Jokowi tak bermaksud menyinggung pihak manapun.
"Pergantian kepemimpinan itu adalah estafet kepemimpinan, sehingga dari presiden ke presiden melanjutkan apa yang belum dan meng-accelerate visi misi presiden sebelumnya."
"Pihak lain yang mau disinggung apanya. Kita harapkan semua capres bisa melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Bapak Presiden Jokowi, terutamanya Ganjar Pranowo akan melanjutkan itu," kata Said, Jumat (16/6/2023).
Lebih lanjut, Ketua Banggar DPR RI itu tidak ingin presiden yang menggantikan Jokowi nanti malah meninggalkan program yang sudah berjalan.
"Ini yang harus kita hindari," ungkapnya.
Menurutnya, APBN dapat digunakan sesuai prioritasnya dan pemerintah memaksimalkan dengan baik.
"Kalau toh ada sisa, maka dalam pembahasan APBN tahun depan untuk 2025 akan kita tuntaskan setuntas-tuntasnya," pungkas dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi berpidato soal kepemimpinan ibarat estafet bukan meteran pom bensin.
Pidato itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada Peluncuran Indonesia Emas 2045, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).
"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet bukan meteran pom bensin."
"Kalau meteran pom bensin itu 'dimulai dari 0 ya'. Apa mau seperti itu? Ndak kan? Masak kayak meteran pom bensin," kata Jokowi, dikutip dari youTube Kompas TV.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Reza Deni)