Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera merespons pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK soal elektabilitas Anies Baswedan.
Jusuf Kalla sebelumnya membandingkan elektabilitas Anies Baswedan yang kerap terseok dengan kemenangan mantan Presiden AS Donald Trump.
Mardani Ali Sera menilai ada persamaan antara Trump dan Anies.
Keduanya disebut memiliki kekuatan di sosial media (sosmed).
"Kunci kemenangan Donald Trump dengan micro campaign melalui sosmed. Mas Anies kuat di sosmed," kata Mardani kepada wartawan Selasa (1/8/2023).
Mardani juga optimistis, Anies bisa memenangkan Pilpres 2024 sebagaimana Donald Trump berhasil menaklukkan rivalnya Hillary Clinton di Pemilu AS 2016.
Baca juga: JK Singgung Elektabilitas Anies dengan Kemenangan Trump, Pengamat: Survei Memang Kerap Kali Meleset
"Pak JK benar. Ada rasa perlawanan dan semangat perubahan dari Mas Anies dan KPP,” ujar anggota Komisi II DPR RI itu.
Mardani menyebut, semangat perubahan yang dibawa Anies sangat dirasakan masyarakat Indonesia.
Sebab itu, Anies diyakini mampu meraih kemenangan di pilpres mendatang.
"Itu dirasakan nyata di masyarakat. Makanya jumlah undecided voters-nya besar. Insya Allah kuat Mas Anies," tandasnya.
Baca juga: PB HMI akan Undang Bacapres Ganjar, Prabowo, dan Anies untuk Saling Adu Gagasan
Sebelumnya, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK), menanggapi perihal masih rendahnya elektabilitas bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei.
JK menyinggung kemenangan Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump, meski memiliki elektabilitas yang rendah.
"Trump juga rendah sekali elektabilitasnya menurut para peneliti," kata JK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023).
Dijelaskan mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, kalkulasi elektabilitas tersebut kerap terjadi jelang pemilihan umum.
Namun, kata JK, ada tren yang tidak terlalu berpengaruh lantaran hanya ditentukan oleh responden yang terbatas.
"Pilihan dari pada 1.200 orang (responden) pada pemilih 205 juta (pemilih) itu tidak menggambarkan itu. Ada caranya tapi saya kira pasti tidak terlalu akurat. Itu trennya saja seperti itu," ujarnya.
Lebih lanjut, JK menyinggung Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, di mana Anies meraih kemenangan meski memiliki elektabilitas rendah.
"Waktu di DKI juga Anies terendah kan posisi tiga tapi kemudian dia terpilih. Itu lebih kecil kurang lebih tujuh juta pemilih diwakili 1.200," ujar JK.
Adapun, elektabilitas Anies berada di posisi ketiga dalam sejumlah hasil survei. Sedangkan, bakal capres Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo saling kejar di posisi satu atau dua.
Misalnya hasil Lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Minggu (23/7/2023).
Dalam survei tersebut turut disampaikan terkait dengan tingkat elektabilitas dari para sosok yang digadang berpotensi maju sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres 2024 mendatang.
Peneliti Utama Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyatakan, pihaknya menggelar survei dengan beberapa simulasi.
Dimana dalam simulasi tertutup dengan menampilkan 10 nama, nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati urutan paling atas tingkat elektabilitas nya.
"Di simulasi 10 nama tertutup Prabowo teratas dengan 33,5 persen, kemudian Ganjar 32,8 persen, Anies 17,8 persen, lalu Ridwan Kamil 4,2 persen," kata Burhanuddin saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Minggu (23/7/2023).