"Tetapi kalau saya lihat, duet sih cocok."
"Kalau soal bisa terjadi atau tidak, kemungkinannya kecil," papar Ujang, Rabu (23/8/2023), dikutip dari Wartakotalive.com.
Baca juga: Survei SMRC: Jika Keterkenalan Berimbang, Ganjar Lebih Unggul dari Prabowo di Simulasi Head to Head
Ujang menambahkan, harga diri NasDem, PKS, dan Demokrat hancur lebur bila seandainya Anies menjadi cawapres.
Ia pun menilai hal itu seperti kekalahan sebelum perang.
Adapun Anies Baswedan merupakan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres itu terdiri dari Partai Demokrat, Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Jadi dalam konteks itu saya melihat kalau soal cocok, cocokologi," imbuh Ujang Komarudin.
Baca juga: Fakta-fakta PSI Batal Dukung Ganjar yang Berbuntut 9 Kader Mundur, Sinyal Berpaling ke Prabowo
Pernyataan Said Abdullah
Said Abdullah sebelumnya membayangkan adanya duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Said menyatakan keinginannya itu hanyalah mimpi belaka.
Sebab, dirinya tidak mau ada lagi polarisasi cebong dan kampret di kontestasi Pilpres 2024.
"Kami tidak dalam keputusan, kami hendak mimpi saja, mimpi itu dalam kondisi apa? dalam kondisi sebaiknya kita ini tidak perlu lagi lah kampret-cebong, tidak perlu lagi lah ada istilah oh Anies di bawah, tidak perlu dihitung, kami tidak dalam posisi itu," ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Menurut Said, penentuan bakal cawapres pendamping Ganjar akan diputuskan oleh pimpinan parpol koalisi dan bakal capres Ganjar Pranowo.
"Nanti Ganjar dengan siapa pun, akan ditentukan oleh Bapak Ganjar, Ketua Umum PDI Perjuangan, Pak Hary Tanoesoedibjo, kemudian Pak Mardiono dan Ketua Umum Hanura."
"Itu saja. itu bukan posisi saya untuk menentukan si A dengan si B, si B dengan si C," papar Said Abdullah.
Baca juga: PKB Akui Tergoda Usai Cak Imin Masuk Bursa Cawapres Ganjar