TRIBUNNEWS.COM - Kader PSI dan juga pegiat media sosial Ade Armando mengkritik soal munculnya bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dalam tayangan azan di salah satu stasiun televisi.
Ade menilai penayangan tersebut dinilai tak pantas.
Meski demikian, Ade menegaskan bahwa dirinya tak menyerang pribadi Ganjar sebagai talent dalam tayangan tersebut.
Ia hanya menyayangkan sikap tim kampanye Ganjar dan stasiun TV yang menayangkan azan tersebut.
"Saya itu tidak mengkritik Pak Ganjar tapi kampanye-nya artinya tim kampanye bekerja tidak etis, yang saya kritik juga stasiun TV yang menyiarkannya. Stasiun TV yang menanyangkan itu jelas melanggar aturan, jadi buat saya apa perlunya."
"Ini menurut saya sangat tidak pantas, tapi ingat ya, saya tidak menyerang Pak Ganjarnya karena dia kan si talent iklannya tapi yang menyiarkannya bermasalah besar, tim kampanye kelihatan nggak paham atau pura-pura nggak paham," kata Ade, Senin (11/9/2023) dikutip dari YouTube Tribunnews.com.
Baca juga: Bantah Curi Start Kampanye dari Penayangan Ganjar dalam Azan, Perindo: Dia Itu Kan Rakyat Biasa
Ia mengingatkan bahwa Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga telah menegaskan bahwa siaran azan harus bebas dari iklan.
Termasuk, kata dia, iklan-iklan yang bermuatan politik.
"Kalau ingin menampilkan sosok kereligusan kandidat tidak masalah, dan itu bisa dilakukan oleh Pak Ganjar atau Pak Prabowo dan kandidat lain."
"Tapi itu dilarang dalam KPI, dalam aturannya secara jelas bahwa azan tidak boleh di dalamnya ada iklan built in, artinya tidak boleh ada iklan-iklan tidak jelas."
"Ini soft selling nih pak Ganjar lewat di azan itu, kita semua yang pakai akal sehat tahu itu iklan, nah itu tidak boleh di KPI," ujarnya.
Lebih lanjut, Ia pun meminta stasiun televisi untuk menjaga netralitasnya dalam kepentingan politik tertentu.
Cuplikan video Ganjar yang viral di media sosial ini banyak dianggap tengah melakukan politik identitas.
MUI Sebut Tak Masalah