News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Demokrat dan PSI Buka Suara soal Airlangga Sebut Ada Partai Baru Warna Sama Anggota KIM Bakal Gabung

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra (kiri) dan Ketua DPP PSI, Dedek Prayudi. Begini kata Demokrat dan PSI soal sinyal yang dilempar Airlangga terkait ada partai baru bakal bergabung ke KIM dan memiliki warna sama dengan anggota

TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrat dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) buka suara terkait sinyal yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bahwa ada partai baru yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Yang penting kita tunggu ada satu partai lagi dulu masuk," katanya di Kantor DPP Golkar di Slipi, Jakarta pada Kamis (14/9/2023).

Airlangga tidak menyebut nama partai yang akan bergabung tersebut.

Hanya saja, ia mengungkapkan ciri dari partai tersebut, yakni memiliki warna yang sama dengan partai yang sudah tergabung dengan KIM.

Jika merujuk saat ini, ada dua partai yang belum berkoalisi secara resmi yaitu Demokrat dan PSI.

Sementara apabila melihat dari warna partai, Demokrat berwarna biru dan memiliki kesamaan dengan partai anggota KIM, PAN.

Lalu, PSI agak memiliki kemiripan warna dengan Gerindra yang juga memiliki corak logo partai berwarna merah.

Menilik hal ini, bagaimana Demokrat dan PSI menanggapi pernyataan Airlangga tersebut?

Demokrat: Kita Bisa Kemana Saja, Sahabat Semua

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan bahwa pertemuan Surya Paloh dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membahas persoalan kebangsaan. (Tribunnews/Rahmat Fajar Nugraha)

Koordinator Juru Bicara Demokrat, Herzaky Mahendra Putra pun buka suara.

Ia menyebut bahwa Partai Demokrat bisa bergabung ke salah satu koalisi yaitu koalisi PDIP atau KIM.

Jika menilik kemungkinan bergabungnya Demokrat berdasarkan warna logo partai, Herzaky mengatakan Demokrat memiliki ciri-ciri warna yang sama dengan PDIP dan baju yang kerap dipakai oleh bacapres KIM, Prabowo Subianto.

"Logo Demokrat ada merah dan putih. Jadi, bisa masuk ke merah atau PDIP, bisa masuk juga ke putih, warna baju yang sering dipakai Pak Prabowo. Matching-lah kita mau ke mana saja. Sahabat semua ini," katanya kepada Tribunnews.com, Jumat (15/9/2023).

"Teman-teman PDIP dan Gerindra ini ketahuan apa warna aslinya di depan. Bukan warna apa yang terlihat di depan. Bukan warna apa yang terlihat di depan, lalu warnanya beda lagi kalau di belakang," sambung Herzaky.

Baca juga: Airlangga Sebut Bakal Ada Parpol Merapat ke Prabowo, PAN Senang bila Demokrat Bergabung

Kemudian, Herzaky menjelaskan bahwa Partai Demokrat juga pernah berkoalisi dengan salah satu anggota KIM, Partai Golkar di era pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua periode.

Selain itu, Herzaky juga mengatakan bahwa partai berlambang mercy ini memiliki kedekatan dengan PAN.

"Begitu juga dengan teman-teman Golkar. Kita punya sejarah panjang bersama Golkar dulu di pemerintahan era Pak SBY 2004-2014."

"Lalu hubungan pribadi Mas AHY dan Pak Airlangga juga cukup dekat. Begitu juga dengan teman-teman PAN. Mungkin saja kali ini kita bisa bersama mendukung Pak Prabowo," kata Herzaky.

Sementara terkait kedekatan dengan PDIP, Herzaky mengatakan komunikasi antara Demokrat dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga baik.

Komunikasi tersebut, katanya, juga terjalin baik antara Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

"Keduanya sesama pemimpin muda yang punya jejak rekam yang sangat baik di medan pengabdian masing-masing," jelasnya.

Kendati demikian, Herzaky mengungkapkan, terkait koalisi yang akan ditempuh Demokrat, tetap mengacu pada keputusan Majelis Tinggi Partai (MTP).

"Tapi tentu keputusan ada di Majelis Tinggi Partai. Mas AHY selaku Ketum juga akan memberikan rekomendasi kepada MTP, ke mana sebaiknya kita berlabuh," tuturnya.

Lebih lanjut, Herzaky menegaskan pilihan Partai Demokrat terkait akan berlabuh ke koalisi yang mana bukanlah prioritas utama.

Ia mengatakan bahwa kepentingan rakyat dan bangsalah yang menjadi prioritas utama.

"Bagaimana pun, kemana kami berlabuh, tetap kepentingan rakyat, bangsa, dan negara yang menjadi prioritas kami. People first, rakyat yang utama, seperti yang selalu ditekankan Mas AHY," ujarnya.

PSI: Kami Belum Putuskan Apa-apa soal Dukungan Pilpres 2024, Tunggu Arahan Jokowi

Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia, Dedek Prayudi. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

Terpisah, Ketua DPP PSI, Dedek Prayudi menegaskan PSI belum menentukan arah dukungan terhadap capres di Pilpres 2024.

Ia mengatakan PSI masih menunggu arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sehingga, terkait sinyal akan bergabung ke KIM, Dedek mengatakan lebih baik mengonfirmasi lebih lanjut ke Airlangga.

"Paling pas tanya ke Pak Airlangga. Sampai dengan saat ini masih belum memutuskan apa-apa terkait dukungan kami pada Pilpres 2024. Kami mengikuti arahan Pak Jokowi, ojo kesusu," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Soal Pertemuan Ketum Parpol Koalisi Indonesia Maju, Airlangga: Santai dan Gembira

Dedek mengatakan PSI masih menunggu 'hilal' terkait cawapres yang akan mendampingi antara bacapres PDIP, Ganjar Pranowo dan bacapres KIM, Prabowo Subianto.

"Setali tiga uang dengan arahan Pak Jokowi, menurut hasil Kopdarnas PSI pada Agustus lalu, kami menunggu 'hilal' cawapres."

"PSI akan bergabung ke paslon, bukan ke capres saja. Jadi pertimbangan kami tidak cukup hanya kepada capres, namun juga cawapres," kata Dedek.

Lebih lanjut, ketika ditanya apakah PSI masih mendukung Ganjar, Dedek menegaskan belum mencabut dukungannya.

"Belum kok. Rembuk rakyat yang memutuskan dukungan kepada Pak Ganjar tidak dicabut. Tapi parpol itu kan gak seperti relawan, setelah deklarasi dukungan, selesai."

"Parpol harus megngusung dan itu artinya berkoalisi. Kalau batal artinya kita sudah tidak mungkin ke arah Ganjar, tapi kan nggak gitu," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Pilpres 2024

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini