TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, menyambut baik hasil survei tersebut SMRC yang mencatat Alumni 212 dan GNPF cenderung dukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Terlebih, kata dia, Gerindra terbuka bagi siapa saja yang mendukung Prabowo di Pemilu 2024.
“Semua agama, semua kelompok, semua komunitas, golongan, semua profesi, semua latar belakang. Kami hormati dan hargai dan kami bersyukur atas dukungan siapa saja yang akan berikan dukungan dan suaranya di TPS nanti tanggal 14 Februari,” ujar Riza saat kepada wartawan di JCC Convention Center, dikutip Jumat (22/9/2023).
Namun, Riza menegaskan, saat ini pihaknya belum sama sekali membangun komunikasi dengan kelompok atau komunitas mana pun.
Sebab, Gerindra dan koalisi tengah fokus membangun kekuatan antar parpol terlebih dahulu.
“Terkait komunitas dan relawan, ormas, mereka hadir secara alamiah, secara nature. Semua ya kami berterima kasih atas dukungan semua elemen masyarakat,” ujar Riza.
“Semua elemen bangsa yang punya cita-cita tujuan yang sama yang berdiri tegak demi merah putih tentu akan bersama-sama dengan Pak Prabowo,” pungkas Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta itu.
Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei mengenai dukungan kelompok gerakan 212 terhadap sejumlah Bakal Capres di Pilpres 2024.
Hasilnya sebanyak 42 persen pendukung gerakan 212 memilih Anies Baswedan, 35 persen mendukung Prabowo Subianto, hanya 18 persen memilih Ganjar Pranowo.
"Masih ada 4 persen yang tidak menjawab," kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, dalam paparan ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Kelompok 212 dan Pilpres 2024”, pada Kamis, (21/9/2023).
Ia mengatakan dukungan massa 212 yang setuju dengan gerakan tersebut lebih kuat pada Anies dibanding Prabowo. Sementara dukungan pada Ganjar dari komunitas ini relatif sangat lemah dibanding pada Anies dan Prabowo.
“Gerakan 212 tersebut memiliki efek signifikan pada pilihan presiden. Jadi umumnya pendukung gerakan 212 itu, kalau tidak ke Anies, ya ke Prabowo,” katanya.
Baca juga: Yusuf Martak Kenang Pilpres 2019, Sebut Prabowo Minta Dukungan Alumi 212 Tidak Mencolok
Sementara itu dalam simulasi dua nama yakni Prabowo berhadapan dengan Ganjar, mayoritas pendukung gerakan 212 memilih Prabowo.
Dari yang setuju atau mendukung gerakan 212, sebanyak 59 persen memilih Prabowo, 29 persen Ganjar, dan masih ada 11 persen yang tidak jawab.
Sebaliknya, yang tidak mendukung gerakan 212, hanya 38 persen yang memilih Prabowo, 54 persen memilih Ganjar, dan 8 persen tidak jawab.
Saiful mengatakan walaupun elit 212 belum mengambil keputusan resmi, tapi massa pendukungnya di tingkat bawah sudah memiliki preferensi politik. Sebagian pendukung kelompok 212 masih bertahan mendukung Prabowo Subianto meski kini berada di pemerintahan. Meskipun demikian Prabowo kata dia tidak akan menunjukan Kedekatannya kepada kelompok 212 secara eksplisit.
"Namun dia (Prabowo) juga tidak akan eksplisit menunjukkan kedekatannya dengan massa gerakan 212 tersebut karena berharap tambahan dukungan dari pemilih atau pendukung Jokowi,” tuturnya.
Saiful menyatakan bahwa publik yang mendukung gerakan 212 ini cukup banyak, sekitar 16 sampai 17 persen populasi atau sekitar 30 - 35an juta orang. Oleh karenanya wajar apabila dikatakan pendukung kelompok ini cukup besar.
Adapun survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 31 Juli – 11 Agustus 2023. Sebanyak 5000 Responden dilibatkan dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 1.65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.