Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo berbicara pentingnya sistem keterbukaan di dalam sebuah pemerintahan dengan melibatkan partisipasi publik.
Salah satu gagasan yang bakal dibuat oleh Ganjar yakni membuat Key Performance Indicator (KPI) atau indikator penilaian dari masyarakat terhadap seorang Menteri di dalam kabinet.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam acara diskusi Jaringan Indonesia (Jari) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
“Kita tawarkan kepada publik sehingga kalau kita bicara KPI di kabinet, maka kabinet yang akan duduk akan dinilai oleh masyarakat. Apakah dia cukup sukses membawakan kementeriannya,” kata Ganjar, Kamis.
Menurut Ganjar dengan sistem seperti itu bisa menjadi motivasi kepada para menteri agar dapat bekerja secara maksimal karena dikontrol langsung oleh publik.
“Dan itu akan menjadikan achievement motivation kepada setiap menteri untuk dia mencapai targetnya karena publik mengontrol saya kira menjadi fair,” ucap Ganjar.
Baca juga: 4 Keunggulan Mahfud MD dan Khofifah Bila Jadi Cawapres Ganjar, Bisa Tutup Kelemahan di Jawa Barat
Sebagai Calon Presiden, Ganjar mengklaim wacananya ini belum pernah dilakukan selama ini. Walaupun pada akhirnya menteri harus berasal dari partai politik.
Namun, dia mewajibkan sosok tersebut mempunyai integritas yang baik.
“Saya mau membuat KPI untuk menteri belum ada kan? Mungkin (menteri) itu pilihan dari partai karena kompromi. Tapi cluenya begini, kadermu boleh, tapi kalo tidak bagus tapi harus cari yang lain dengan rekomendasi,” ungkap Ganjar.
Baca juga: Pengamat Bicara Sikap Ganjar Pranowo pada Isu Kemerdekaan Palestina
Lebih jauh, Politisi PDIP ini menyatakan sistem keterbukaan melalu digitalisasi menjadi sebuah keharusan di ruang publik agar masyarakat dapat mengawasi dengan seksama.
“Kalo itu terjadi di ruang publik, kontrol sistemnya akan lebih mudah,” tandasnya