TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat berhasil memberangkatkan 29 lulusannya ke Taiwan untuk melanjutkan studi ke dua perguruan tinggi ternama di Taiwan.
29 lulusan Bina Insan Mulia ini menyusul kakak kelasnya yang sudah diberangkatkan pada tahun sebelumnya.
Khusus untuk angkatan tahun 2023 ini, mereka akan belajar di dua kampus ternama, yaitu China University of Technology dan Chienkuo Technology University.
Mereka telah diterima di beberapa jurusan yang berbasis pengembangan teknologi.
Baca juga: Upaya Peduli Pendidikan, Relawan Santri Ganjar Gotong Royong Perbaiki MCK Ponpes di Palu
Antara lain jurusan teknik mesin, teknik elektro, manajemen informatika, sains komputer, dan teknik sipil.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA menyatakan awalnya program ke Taiwan ini dirasakan berat persyaratannya karena santri diharuskan menguasai bahasa Mandarin sebelum masuk Taiwan.
Di samping juga perlu ada pembelajaran budaya dan keharusan mengikuti serangkaian tes lain.
"Karena didorong rasa ingin tahu yang besar, saya sampai mengutus beberapa ustaz untuk mengunjungi pameran pendidikan di Jakarta. Dan hasilnya memang tidak berbeda jauh dengan informasi sebelumnya," kata Kiai Imam Jazuli di depan santri dan wali santri dalam acara pelepasan santri ke Taiwan, Jumat (6/10/2023) lalu.
Meski terasa berat, tapi kiai pecinta kaos oblong ini tidak mau menghentikan tekadnya untuk bisa mengirim lulusan Bina Insan Mulia ke negeri yang mendapat julukan sebagai pulau teknologi itu.
"Saya ingin ada banyak santri-santri Bina Insan Mulia yang belajar teknologi dari negara yang maju teknologinya, dan itu ke Taiwan," tegas beliau.
Berbekal pengalaman merintis Pesantren Bina Insan Mulia yang awalnya tak sampai seluas 3 hektar dan sekarang telah memiliki 70 hektar dalam waktu sepuluh tahun, Imam Jazuli berkisah bahwa apa yang dilakukannya selama ini adalah mengoptimalkan kedekatan dengan Allah SWT melalui jalan tol dan jalur langit.
Baca juga: Upaya Peduli Pendidikan, Relawan Santri Ganjar Gotong Royong Perbaiki MCK Ponpes di Palu
"Saya ingin mendapatkan solusi bagaimana supaya santri-santri saya mendapatkan cara yang paling mudah untuk bisa diterima di kampus terbaik di Taiwan," katanya.
Setelah melalui lobi dan negosiasi, pihak Taiwan kemudian mengutus Mrs Octavia Wu dan Mr Albertmei sebagai delegasi untuk melihat langsung kualitas pembelajaran dan sistem pendidikan di Pesantren Bina Insan Mulia.
Setelah itu, tes akademik dilaksanakan sebanyak dua kali secara offline dan online. Dari 32 peminat study ke Taiwan, 29 orang dinyatakan lulus.