Mahfud hanya menyarankan Prabowo untuk mensimulasikan apabila benar dirinya masuk dalam radar cawapres.
Namun, pada akhirnya, Mahfud juga mengungkapkan salah satu alasan yang membuatnya tidak bisa bersanding dengan Prabowo karena tim sukses Prabowo.
Pasalnya, menurut Mahfud, tim sukses Prabowo memiliki orientasi sosok cawapres yang diinginkan oleh mereka bukan dirinya.
"Kan Pak Prabowo menurut saya juga sudah terlalu senior, sehingga meskipun saya tidak pernah bilang iya dan tidak ke Pak Prabowo, tapi rasanya kalau saya lihat dari tim suksesnya, orientasinya bukan ke orang seperti saya," terang Mahfud.
Alasan Mahfud Pilih Ganjar
Tak jadi cawapres Anies maupun Prabowo, Mahfud pun mengungkap alasannya lebih memilih Ganjar.
Mahfud sendiri merasa bahwa dirinya dan Ganjar bisa saling melengkapi.
Selain itu, diakui Mahfud, dirinya tidak mempunyai benturan emosional psikologis dengan Ganhar.
Sehingga, menurut Mahfud, ia dan Ganjar cocok.
"Saya merasa bisa saling melengkapi dengan Pak Ganjar, karena saya tidak punya benturan emosional psikologis. Saya pikir, saya dengan Pak Ganjar itu cocok-cocok saja ya," jelasnya.
"Artinya begini, misalnya Pak Ganjar jadi presiden ada suatu masalah, saya kerjakan, pasti dia gak akan komplain, itu kira-kira udah bener gitu."
"Seumpama Pak Ganjar mengerjakan sesuatu, dia minta bantu, dia minta dukung pasti tidak ada masalah, tidak ada saling menyembunyikan, ini kan untuk negara," kata Mahfud.
Mahfud pun mengaku sudah lama mengenai Ganjar, bahkan sejak di DPR hingga saling mengunjungi satu sama lain sebelum ini.
"Perasaan saya begitu dengan Mas Ganjar, saya kan sudah kenal lama dengan beliau (Ganjar), sejak di DPR, beliau Gubernur saya sering makan di kantornya, beliau pernah makan ke rumah saya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Rifqah)