TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lama tidak terdengar kabarnya, mantan Kapolri Jenderal Purnawiran Sutarman hadir dalam acara deklarasi Prabowo-Gibran sebagai Capres-Cawapres di Indonesia Arena, GBK, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Tak sendiri, Sutarman hadir dengan sejumlah pensiunan jenderal polisi lainnya di antaranya eks Kapolri Jenderal (purn) Sutanto dan eks Kapolri Jenderal (purn) Idham Azis.
Tak hanya itu, turut hadir juga eks Wakapolri Komjen (Purn) Komjen Ari Dono Sukmanto, eks Kabaharkam Komjen (Purn) Condro Kirono dan eks Sestama Lemhannas Komjen (Purn) M Iriawan.
Nama Sutarman dan dua Kapolri lainnya pun disebut bakal Capres Prabowo Subianto.
Baca juga: Daftar Jenderal Purnawirawan Polri yang Hadiri Deklarasi Prabowo-Gibran di Indonesia Arena Pagi Tadi
"Saya juga ucapkan terima kasih kepada tokoh-tokoh nasional, senior-senior yang hadir. Hadir ada Jenderal Wiranto, Marsekal Udara Imam Syafaat. Tiga mantan Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman, Jenderal Polisi Idham Azis, Jenderal Polisi Sutanto," kata Prabowo usai mendaftar di KPU, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Lalu siapakah sosok Jenderal Sutarman?
Profil Jenderal Sutarman
Sutarman merupakan pria kelahiran Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, 5 Oktober 1957.
Selepas tamat sekolah STM, Sutarman melanjutkan sekolah ke Akademi Kepolisian dan lulus pada 1981 danĀ memulai kariernya di institusi Polri pada tahun 1982,
Sutarman diketahui menjabat Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015.
Setelah Pilpres 2014, Sutarman diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.
Saat itu Jokowi mengajukan nama Budi Gunawan untuk menjadi penerus Sutarman.
Namun, pengajuan nama Budi Gunawan mengundang polemik hingga akhirnnya diangkat Badrodi Haiti yang saat itu menjabat Wakapolri menjadi Plt Kapolri hingga akhirnya dilantik Jokowi menjadi Kapolri definitif.
Baca juga: PSI Gabung, Ini Peta Kekuatan 8 Partai Politik Pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Dilansir dari kompas.com, setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Purnawirawan Sutarman sempat ditawari Presiden Joko Widodo menjadi duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.
namun, saat itu Sutarman memilih untuk kembali menjadi masyarakat biasa.