TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-Perjuangan (PDIP) Solo, FX Hadi Rudyatmo, menegaskan tidak membenci Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait pengembalian kartu tanda anggota (KTA) dan surat pengunduran diri Gibran, FX Rudy hanya menjalankan tugas untuk mengingatkan Gibran.
FX Rudy menyebut alasan DPC Solo mengirim surat peringatan kepada Gibran juga untuk meluruskan isu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak bermain dua kaki.
Pasalnya, Megawati diisukan memiliki dua kepentingan untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres dan seolah membiarkan kadernya, Gibran, menjadi cawapres pasangan lain, yakni pasangan Prabowo Subianto.
Baca juga: Relawan Ganjar Sebut Jokowi Berkhianat Bila Terang-terangan Dukung Prabowo-Gibran
Pihaknya pun berharap Gibran memahami tata cara dan sopan santun, yakni datang tampak muka, pulang tampak punggung.
"Sudah saya kirimkan (surat agar Gibran mengembalikan KTA dan surat penguduran dirinya)."
"Maksud tujuan saya ini baik, saya bukan benci Mas Gibran bukan benci Pak Jokowi dan keluarga, tidak."
"Namun saya kasihan ketua umum saya Ibu Megawati Soekarnoputri, jangan dinilai diisukan berdiri di dua kepentingan," ungkap Rudy.
Diketahui, status Gibran di PDIP hingga saat ini belum jelas.
PDIP belum mengumumkan pemecatan terhadap putra sulung Presiden Jokowi.
Baca juga: Isi Surat FX Rudy untuk Gibran, Putra Sulung Jokowi Didesak Kembalikan KTA dan Mundur dari PDIP
Sehingga, Gibran pun diminta segera mengembalikan KTA-nya ke DPC Solo.
"Iya kita sarankan KTA dikembalikan dan mengajukan pengunduran diri itu aja."
"Karena dulu datang ke DPC sekarang ya pulang ke DPC lah kembali ke DPC. Dulu minta sekarang balekke (dikembalikan)," kata Rudy, Kamis (2/11/2023).
Surat itu, kata Rudy, sudah ia kirimkan pada Selasa (31/10/2023).
Kini pihaknya sudah tidak lagi memaksa untuk bertemu putra sulung Jokowi itu.
Diketahui sebelumnya, Rudy meminta untuk bertemu langsung dengan Gibran.
Namun, permintaan itu hingga saat ini belum terpenuhi.
Ia pun tak maslaah jika Gibran enggan datang menemuinya.
"Yen ora dijawab, yo rasah (kalau enggak dijawab, ya enggak usah). Mboten (enggak) karena belum dijawab, ya udah," kata Rudy.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo yang juga Sekeretaris DPC PDIP Solo, Teguh Prakosa, mengaku telah mengetahui rencana pemecatan Gibran.
Bahkan, ia juga sudah menandatangi surat pemberitahuan kepada Gibran untuk mengundurkan diri dari PDIP.
"(Gibran diminta) satu, untuk mengundurkan diri"
"Yang kedua, ia diminta mengembalikan KTA," kata Teguh Prakosa, dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Jumat.
Teguh Prakosa ingin Gibran dapat menghargai PDIP dan menghargai partai barunya di Pilpres 2024.
"DPC Solo dalam hal ini juga menghargai pilihan yang diambil Mas Gibran," lanjut Teguh Prakosa.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Febri Prasetyo)