TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Jawa Barat akan menjadi wilayah pertarungan yang cukup sengit dalam Pilpres 2024.
Tiga pasang Capres-Cawapres yakni Anies-Muhaimin (AMIN), Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud akan memperebutkan 35.714.901 pemilih di Jawa Barat.
Diketahui berdasarkan data dari KPU RI, jumlah Daftar pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu 2024 ini berjumlah 204.807.222 pemilih.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pemilih terbesar pertama sebanyak 35.714.901, disusul Jawa Timur 31.402.838 pemilih, dan Jawa Tengah 28.289.413 pemilih.
Melihat angka pemilih yang besar di Jawa Barat, tiga pasangan calon, Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud harus menjadikan wilayah Jabar sebagai lumbung suara untuk memenangkan Pilpres 2024.
Berbagai strategi pun dilakukan ketiga pasangan calon dan timnya dengan membentuk tim sukses (timses) di daerah.
Baik tim Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar Mahfud harus menarik tokoh Jawa Barat ke dalam tim sukses mereka.
Baca juga: Anies Bangun Mattoangin International Stadium, Eks Dirut Persija: Titik Awal Kemajuan Sepak Bola
Melihat dari petanya, ada tiga mantan Gubernur Jawa Barat yang bakal masuk dalam tim sukses ketiga calon.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran sudah menetapkan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai Ketua Tim Kampanye Daeran (TKD) Jawa Barat.
Sementara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud memasukan nama Solihin GP ke dalam Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud.
Kemudian Timnas Anies-Cak Imin, kemungkinan akan menjadikan mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sebagai tim pemenangan di tanah pasundan.
Baca juga: Prabowo Mengaku Sayang Banget Presiden Jokowi: Saya Tidak Menjilat
Ahmad Heryawan saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan partai utama pendukung Anies Baswedan.
Lalu siapakah sosok ketiga mantan Gubernur Jabar yang bakal menjadi tokoh untuk merebut suara di Jabar dari tiga kubu?
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud: Kita Dapat Tekanan Kuat dari Luar Negeri, Demokrasi Indonesia Mundur
Berikut profil Ahmad Heryawan, Ridwan Kamil, dan Solihin GP:
1. Profil Ahmad Heryawan
Meskipun belum diumumkan siapa yang akan memimpin tim sukses Anies Baswedan-Muhaimin Iskadar atau Cak Imin di Jawa Barat, tetapi Timnas AMIN memiliki sosok Ahmad Heryawan yang cukup populer di Jawa Barat.
Ahmad Heryawan merupakan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS.
PKS sendiri diketahui merupakan partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama NasDem dan PKB mengusung Anies-Cak Imin (AMIN).
Ahmad Heryawan atau Aher sendiri pun sudah menyatakan komitmennya untuk memanangkan Anies-Cak Imin di Jawa Barat bersama partai koalisi.
Dilansir dari laman resmi PKS, Aher mengatakan peluang kemenangan AMIN di Jabar cukup besar mengingat Jawa Barat (Jabar) merupakan salah satu ceruk PKS.
Aher pun bersama partai pendukung Anies-Cak Imin akan bergerak, terlebih dalam Pemilu 2024 ini, Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Aher maju sebagai Caleg DPR RI dari Dapil 2 Jawa Barat.
"Saya sebagai caleg di Dapil II, untuk pusat pada saat yang sama jadi timses. Nanti, apakah saya disuruh memimpin lagi seperti 2014, 2019 atau tidak, itu tentu menunggu perkembangan berikutnya," kata Aher dilansir Sabtu (18/11/2023).
Ahmad Heryawan merupakan tokoh senior PKS.
Ia bergabung dengan PKS sejak awal partai itu berdiri, bahkan semenjak masih bernama Partai Keadialan atau PK.
Karier politiknya pria kelahiran Sukabumi 19 Juni 1966 ini berangkat dari aktifitas dakwahnya dengan pergerakan tarbiah.
Ahmad Heryawan terpilih menjadi salah satu anggota legislatif Provinsi DKI Jakarta pada 1999.
Usai Pemilu 2004, Aher menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2004-2009.
Pada 2008, ia mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Barat dan berhasil terpilih bersama Dede Yusuf.
Setelah itu, pada 2013 ia kembali maju mencalonkan diri Gubernur, kali ini bersama Deddy Mizwar yang menjadi wakilnya.
Total 10 tahun ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dan selama itu banyak pula penghargaan yang ia peroleh.
Dari latar belakan pendidikan, Aher memiliki gelar Doktor di Bidang Studi Ilmu Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran.
Gelar tersebut diperolehnya saat menjadi Gubernur Jawa Barat pada 2018 lalu.
Aher mengawali pendidikan di SD Negeri Selaawi dan lulus pada 1980, lalu SMP Negeri Sukaraja (lulus 1983), dan SMA Negeri 3 Sukabumi (lulus 1986).
Aher kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) dan lulus tahun 1992.
Setelah itu, ia meneruskan program pascasarjana di IPB Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan pada 2014.
Ia kemudian meraih gelar Doktor setelah menjalani Sidang Promosi Doktor di Universitas Padjadjaran, Rabu (9/5/2018).
2. Profil Ridwan Kamil
Ridwan Kamil ditunjuk menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk wilayah Jawa Barat.
Penunjukkan tersebut diumumkan langsung Sekretaris TKN Nusron Wahid.
Menurutnya, sosok Ridwan Kamil merupakan kepala daerah yang berprestasi yang cemerlang di Jawa Barat.
"Dengan berbagai pertimbangan kami utusan ketua TKD Jabar adalah Ridwan Kamil. Insyaallah beliau adalah Gubernur yang baru lengser dan mantan Wali Kota Bandung dan tokoh nasional prestasi kinclong," kata Nusron di Sekretariat Bersama (Sekber) TKN Prabowo-Gibran, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (17/11/2023).
Dijelaskan Nusron, Jawa Barat merupakan daerah yang paling krusial dalam pemilihan presiden (pilpres) karena memiliki pemilih paling besar di Indonesia.
Apalagi, daerah ini sudah menjadi lumbung suara Prabowo sejak dua kali Pilpres.
"Jabar sebagaimana kita ketahui lumbung suara pak prabowo selama 2 kali pilpres yaitu 2014 dan 2019. Ketika pasangan dengan Pak Hatta maupun Sandi, Pak Prabowo selalu menangkan pilpres di Jabar lawan Pak Jokowi," katanya.
Lalu siapakah Ridwan Kamil?
Ridwan Kamil memiliki nama lengkap Mochamad Ridwan Kamil.
Ia lahir di Bandung, 4 Oktober 1971.
Ia menikah dengan Dr Hj Atalia Praratya SIP MIKom atau biasa disapa Ibu Cinta pada 1996 dan dikaruniai dua anak.
Kedua anaknya yakni Emmeril Kahn Mumtadz (almarhum) dan Camillia Laetitia Azzahra.
Melansir partaigolkar.com, Kang Emil adalah putra dari pasangan Dr Atje Misbach SH dan Dra Tjutju Sukaesih.
Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Sejak kecil, kang Emil dikenal sebagai anak yang cerdas dan aktif.
Semasa kecil ia sudah bisa menjual es mambo buatan tangannya sendiri.
Memiliki jiwa pekerja keras dan pantang menyerah membuat Kang Emil dikenal sebagai entrepreuner sukses.
Kang Emil adalah putra Bandung sejati.
Sejak kecil ia bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung pada 1978-1984.
Ia lalu melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Bandung sejak tahun 1984.
Tiga tahun kemudian, pada 1987, ia bersekolah di TSMA Negeri 3 Bandung hingga 1990.
Lulus dari bangku SMA, Kang Emil melanjutkan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) Teknik Arsitektur dan lulus pada 1995 dengan gelar Sarjana.
Empat tahun kemudian, ia melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi dengan gelar Master of Urban Design University of California, Berkeley, AS, 1999-2001.
Banyak penghargaan yang telah Kang Emil raih yang membuat Kang Emil dipercaya menjadi Dosen di ITB.
Tahun 2013, ia dipercaya menjadi Walikota Bandung periode 2013-2018.
Lalu menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2018 – 2023.
3. Profil Solihin GP
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjuk Solihin Gautama Purwanegara (GP) sebagai Tim Pemenangan Daerah (TPD) di Jawa Barat (Jabar).
Solihin adalah mantan Gubernur Jabar periode 1970 sampai 1975.
"Kalau di Jabar ada, Solihin GP," kata Wakil Ketua TPN Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) pada sela-sela konsolidasi nasional TPN dan TPD di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
Ganjar Pranowo sebelumnya sempat menemui langsung Solihin GP di kediamanyan di kawasan Coblong, Kota Bandung, Rabu (4/10/2023).
Melansir dari Wikipedia, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Solihin Gautama Purwanegara lahir 21 Juli 1926.
Ia adalah mantan perwira Tentara Nasional Indonesia yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dari 1970 sampai 1975.
Ia mengawali karier militer ketika masa revolusi sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat Kabupaten Bogor, kemudian bergabung dengan Divisi Siliwangi.
Solihin terkenal dengan gagasannya dalam mengatasi krisis pangan di Indramayu dengan memasyarakatkan padi yang disebut sebagai gogo rancah.
Solihin GP mengawali pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS), kemudian masuk Meer Uitgebreid Lager Oderwijs (MULO) Bogor, hingga sekolah tingkat atas dan tinggi.
Kemudian ia masuk Sekolah Staf Komandan Angkatan Darat pada 1954, US Army Infantry School pada 1957, dan Sekolah Staf dan Komando TNI AD, 1969.
Dari karir dan jabatan, ia diketahui pernah menjadi guru SSKAD, 1954-1956, Panglima Kodam XIV/Hasanuddin, 1964-1968, Gubernur Akabri Umum dan Darat, 1968-1970, Gubernur Jawa Barat 1970-1975, Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan pada 1977-1992, Anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1992-1997, Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 1998.
(tribunnews.com/ igman/ yuda/ surya.co.id)