Baca tanpa iklan
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan membantah kabar dirinya menggunakan jasa para pendengung atau buzzer politik di media sosial selama menjabat Gubernur DKI Jakarta dan ketika mengikuti Pilpres 2024.
"Kalau pakai buzzer, enggak babak belur begini. Justru kita apa adanya,” kata Anies dalam diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gambir, Jakarta, Jumat (1/12/2023).
Anies mengaku, dirinya lebih sering berdoa kepada Tuhan supaya mendapatkan kesempatan meluruskan berbagai narasi di media sosial yang menyudutkan atau tak sesuai fakta.
"Saya selalu bilang begini, berikan saya umur panjang sehingga pemutarbalikan kenyataan lewat mesin yang dahsyat ini semoga bisa dijawab dengan kenyataan, bukan pertanyaan lagi,” kata dia.
Menurutnya, penggunaan buzzer justru akan merusak demokrasi.
"Solusinya harus diomongin dengan teman-teman semua sama mereka yang bergerak di media. Karena satu sisi kita ingin menjaga kebebasan berekspresi. Itu jangan sampai hilang," katanya.
"Di sisi lain kita ingin ada dunia informasi yang tidak diisi dengan post truth approach (informasi simpang siur). Tapi the truth. Kira-kira kita ingin mencari keseimbangan,” tandas Anies.
Sekilas tentang Buzzer
Dihimpun dari berbagai sumber, Buzzer adalah orang yang memanfaatkan akun sosial media miliknya guna menyebarluaskan informasi atau melakukan suatu promosi maupun iklan dari suatu produk atau jasa pada perusahaan atau instansi.
Baca juga: Golkar: Pasca Prabowo-Gibran Diumumkan Banyak Buzzer Serang Nama Baik Pasangan yang Kita Usung
Mereka bisa mendapatkan penghasilan dengan mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan suatu topik.
Buzzer bertugas untuk menyampaikan informasi secara berulang untuk menyampaikan informasi secara berulang dengan tujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Buzzer merupakan alat untuk menghasilkan suara bising sehingga dapat menarik perhatian audiens.