News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ketika Siti Atikoh Ganjar Serap Aspirasi Soal Program ke Depan Bagi Perempuan Agar Jadi Tiang Negara

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti saat acara Silahturami Perempuan Nahdliyin se-Kabupaten Ciamis di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Ciamis, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Istri calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengingatkan soal pentingnya peran seorang perempuan, terlebih dalam rumah tangga.

Pasalnya, dia menyebut jika perempuan memiliki peran menjadi tiang negara.

Hal itu disampaikan Atikoh saat acara Silahturami Perempuan Nahdliyin se-Kabupaten Ciamis di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Ciamis, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).

Awalnya, Atikoh membuka dialog dengan para perempuan Nahdliyin yang hadir.

Baca juga: Soal IKN Nusantara, Bagaimana Sikap Tim Ganjar-Mahfud?

Seorang perempuan Nahdliyin bernama Ais, berstatus sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) bertanya kepada Atikoh perihal jika nanti menjadi ibu negara mendampingi Ganjar, program apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan perempuan menjadi tiang negara dan ssbagai pendidik pertama dalam rumah.

"Pertanyaan saya adalah program yang ibu sampaikan nanti terkait dengan paparan bahwa wanita itu sebagai tiang negara bahwa wanita itu sebagai pendidik pertama dalam keluarga?" tanya Ais ke Atikoh.

Merespons hal itu, Atikoh menyampaikan, memang tak ada rumus pasti ketika sudah menjadi ibu negara.

Baca juga: Dapat Keluhan dari Tukang Ojek di Papua, NTT dan Balikpapan Soal Pembatasan BBM, Ganjar: Ironi

Untuk itu, saat ini dirinya turun menemui menemui masyarakat untuk menyerap aspirasi.

"Menjadi seorang ibu negara di Indonesia memang dan di seluruh dunia itu tak ada manualnya tidak ada teknisnya penunjuk teknisnya harus bagaimana jadi kita yang harus benar-benar belajar mencoba menyerap aspirasi yang ada di masyarakat," kata Atikoh.

Namun, dirinya mencoba menjawab pertanyaan itu secara pribadi.

Atikoh menyebut perempuan sebagai pendidik pertama dalam keluarga itu bisa dimulai ketika momen mendampingi anak pada usia 1000 hari pertamanya.

"Karena di tangan kita itu lah nanti masa depan anak-anak bangsa, anak-anak itu dari 1000 hari kehidupan pertama itu banyak disentuh oleh kita jadi dimulainya dari situ," tuturnya.

Kemudian, menurutnya, yang tak kalah penting membekali perempuan muda atau remaja mengenai pentingnya menyiapkan diri sebagai calon seorang ibu.

"Ketika menjadi seorang ibu itu tugasnya apa saja mulai dari bagaimana gizinya. Soalnya anak-anak sekarang sukanya makan kering-kering padahal ketika gizi akan menentukan karwna banyak sekali remaja putri yang terkena anemia. Padahal ketika ibu muda mengandung terkena anemia ini potensi anaknya stunting," paparnya.

"Kalau kita bicara pencegahan stunting mulainya adalah sebelum seorang ibu mengandung. Jadi gizinya harus siap jasmaninya siap rohaninya siap ini yang pertama bu menyiapkan mereka untuk menjadi madrasah pertama," sambung dia.

Tak kalah penting, Atikoh mengingatkan soal pentingnya pola asuh terhadap anak. Menurutnya, komunikasi antara ibu dengan anak sangat lah penting.

"Mungkin gitu Bu salah satunya tetapi banyak sekali program-program untuk menguatkan perempuan sebagai Madrasah pertama anaknya. Salah satunya ini lagi menyerap dari aspirasi ibu semua apa yang perlu kita lakukan agar semua ibu itu bisa sehat. Mentalnya kuat cerdas, sehingga anak-anak yang didik itu juga akan menjadi generasi unggul yang bisa berkompetisi bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini