Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dicurhati oleh seorang pedagang pasar yang mengeluhkan kenaikan harga pangan.
Hal itu terungkap saat Ganjar blusukan ke Pasar Baru Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa (5/12/2023).
Mulanya, sebelum memulai agenda kampanye Ganjar terlebih dahulu blusukan ke Pasar Baru Balikpapan.
Dia menyambangi sebuah kios penjual sayur-sayuran dan cabai bernama, Katini.
Ganjar pun menanyakan kepada Katini, terkait situasi harga bahan pangan di Balikpapan, apakah sedang mengalami kenaikan ataupun stabil.
“Apa harga yang lagi naik sekarang ini?,” tanya Ganjar kepada Katini.
“Cabai, tomat, bawang lagi mahal Pak. Cabai lagi naik Rp 100.000,” ungkap Katini.
Menurut Katini, dengan situasi yang ada sekarang ini membuat penjual tercekik lantaran sulit menjual barang dagangannya ke para konsumen.
Untuk itulah, Katini meminta kepada Ganjar agar bisa menstabilkan harga bahan pokok.
Dengan harapan, para masyarakat bisa membeli dengan harga yang terjangkau.
“Aku minta kestabilan harga aja. Jangan mahal-mahal biar cari rezeki enggak susah,” ungkap Katini.
Mendapatkan keluhan tersebut, Ganjar mengakui bilamana selama berkeliling ke beberapa wilayah Indonesia mendapatkan keluhan serupa yakni kenaikan harga bahan pokok.
Menurut dia, menurutnya perlu beberapa langkah harus dilakukan dalam rangka menstabilkan harga bahan pokok untuk sekarang ini.
“Satu, stabilisasinya dari sisi produksi. Produksi dengan teknologi yang sangat modern adalah data. Saya yang berkali-kali menyampaikan satu data Indonesia termasuk pertanian itu penting, data petani kita, komoditas, ada di mana dan sebagainya,” ungkap Ganjar.
Langkah kedua, sambung Ganjar, bagaimana cara untuk mekanisme teknologi yang bagi sektor pertanian, sehingga menghasilkan sebuah produktivitas.
“Kedua bagaimana mekanisasi dilakukan dan teknologi dimasukkan sehingga produktivitasnya bisa maksimal,” tegasnya.
Cara yang ketiga, Ganjar kembali berkata pentingnya mengembalikan fungsi dari Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagaimana mestinya.
Baca juga: Dapat Keluhan dari Tukang Ojek di Papua, NTT dan Balikpapan Soal Pembatasan BBM, Ganjar: Ironi
“Saya ulangi, Bulog (Badan Urusan Logistik) harus mengambil alih kembali, setelah dulu memangkas itu sehingga sangat liberal. Sekarang (harus) kembali dikuasai oleh negara dan pemerintah harus mengendalikan,” jelas Ganjar.