TRIBUNNEWS.COM - Ketiga calon presiden (Capres) menghadapi tantangan dalam pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Gagasan dan program ketiganya dinanti sebagaimana bertujuan untuk memusnahkan KKN dari segala praktik di Tanah Air.
Hal ini lantaran kasus korupsi masih merebak hingga melibatkan petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meski kasusnya dalam proses hukum.
Rintangan besar bakal dihadapi presiden nantinya untuk memerangi KKN setelah kepemimpinan Joko Widodo selesai.
Baca juga: Hendropriyono Temui Prabowo di Kantornya, Ada Apa?
Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus, memiliki pandangannya tersendiri terkait pasangan yang paling ideal memimpin Indonesia pasca-Jokowi.
Disebutnya, pasangan pilihan Petrus Selestinus sama-sama memiliki pengalaman di Pemerintahan sehingga tahu betul apa yang menjadi prioritas dan apa yang dikeluhkan selama ini.
Pasangan Capres-Cawapres yang dimaksud adalah Ganjar-Mahfud.
Keduanya dinilai memiliki keberanian dan nyali untuk memberantas praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia.
"Itu telah mereka buktikan saat Ganjar duduk sebagai anggota DPR RI dua periode dan sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode," papar Selestinus, Selasa (5/12/2023).
Lanjutnya, Ganjar-Mahfud merupakan sosok yang bebas dari KKN dan karena itu tidak perlu diragukan komitmen mereka dalam pemberantasan korupsi.
"Pokoknya di tangan Ganjar-Mahfud Indonesia bisa mewujudkan prinsip negara hukum, karena selama ini sial keadilan sosial merupakan aspek paling sulit bahkan gagal total diwujudkan oleh Pemerintah termasuk oleh Jokowi," ucap dia.
"Kita sebut beberapa contoh gebrakan yang dilakukan Mahfud MD, seperti membongkar kasus kejahatan Ferdy Sambo, membongkar kasus transaksi janggal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) serta mengungkap kasus di Dirjen Pajak yang melibatkan Rafael Alun dalam kasus Safe Deposit Box."
Selestinus menyatakan, beberapa kasus di atas, sudah cukup menjadi dasar bagi kita untuk berharap bahwa pasangan Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud, merupakan paket lengkap untuk menjadi nahkoda bangsa ini dalam lima tahun ke depan.
Di tengah maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme dalam prakterk penyelenggaraan negara, Ganjar-Mahfud menjadi sosok yang menjadi jaminan dalam upaya menurunkan indeks korupsi di negara ini.