TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Zinedine Alam Ganjar mengungkapkan perasannya setelah sang ayah, Ganjar Pranowo ditetapkan sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pilpres 2024, mendatang.
Alam menyebut apa yang telah diambil oleh sang ayahanda itu merupakan sebuah tanggung jawab yang besar.
Tetapi, di sisi lain dia tidak menaruh begitu dalam sentimen di dalam dirinya, sehingga apapun yang dilakukan itu tidak ditutupi oleh emosi yang berlebihan.
Hal itu disampaikan Alam saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Jumat (8/12).
"Karena ya itu kembali lagi politik itu rasional, jadi harus dibalut dengan rasionalitas dan cara menanggulanginya adalah meredam sentimen dan segala macam," ujar Alam Ganjar.
Alam turut mengungkapkan pesan selama sang ayahanda, menjalani proses sebagai Capres 2024.
Ganjar berpesan agar Alam dan sang Ibunda, Siti Atikoh saling menjaga satu sama lainnya.
Sebab, Alam tak ingin aktivitas keputusan dan perilakunya justru mengganggu Ganjar Pranowo dalam proses Pilpres.
"Setelah ditetapkan capres, Bapak menitip pesan kalau ini tugas yang luar biasa besar, jadi bapak mengambilnya. Bapak mohon untuk kita bisa saling menjaga satu sama lain," kata Alam.
"Jadi satu keluarga ini kita bergerak untuk menjaga satu sama lain, karena Bapak pun tidak mau mengganggu kehidupanku kehidupannya Ibu, begitulah aku, jangan sampai ada aktivitas keputusan atau perilaku yang bisa menghambat Ayah maupun bunda," sambung dia.
Pria berusia 21 tahun ini pun menambahkan, dirinya juga kerap mendapat serangan-serangan pasca sang ayah maju sebagai Capres. Seluruh serangan dicermatinya satu persatu.
"Saya baca satu-satu, karena itu merupakan sebuah kritik yang membangun dan itu bisa menjadi bahan dasar evaluasi kami. jadi saya baca, refleksikan diri, Oh ternyata benar kita bisa berkembang lebih baik lagi yaitu menjadi basisnya kita," jelas Alam.
Alam juga bercerita soal segala macam persoalan yang dihadapinya, bakal 'ditumpahkan' di meja makan bersama Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh.
Dia menganggap meja makan sebagai 'studio mini' menuangkan segala perasaan.