TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menyatap bubur kampiun, makanan khas Sumatera Barat saat melakukan safari politik ke Kota Padang, Senin (18/12/2023).
Mahfud MD sudah dua hari berada di Sumater Barat (Sumbar) dalam rangka kampanye Pilpres 2024.
Pada hari kedua kunjungan Mahfud di Tanah Minang, ia mengawalinya dengan melakukan salat subuh berjemaah di Masjid Al Hakim Islamic Cente, Kota Padang.
Turut hadir Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, dan sejumlah tokoh masyarakat seperti mantan Rektor Universitas Andalas dan mantan Kapolda Sumbar.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini datang sebelum azan berkumandang.
Dia juga turut melaksanakan salat sunnah terlebih dahulu.
Baca juga: Reaksi Ganjar, Mahfud, dan PDIP soal Temuan PPATK tentang Dana Kampanye dari Tambang Ilegal
Mahfud yang berada di barisan paling depan, mendirikan salat subuh berjamaah ketika iqomah berkumandang, diapit Gubernur dan Wakil Gubernur.
Usai salat subuh berjamaah, Mahfud pun mengikuti serangkaian doa-doa.
Mahfud kemudian diminta mengisi ceramah ba’da subuh di depan para jemaah.
Mengawali ceramahnya, Mahfud menekankan bahwa materi yang akan disampaikan tidak ada kaitannya dengan politik praktis.
Baca juga: Dikunjungi Atikoh, Pimpinan Ponpes Roudlotus Saidiyyah Sukorejo Doakan Ganjar-Mahfud Menang
Mahfud bicara soal tasawwuf atau upaya yang dilakukan manusia untuk memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada agama, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Santri Ponpes Al Mardhiyyah Pamekasan ini mengungkapkan hubungan antara hal yang ghaib dan kenyataan.
Kadangkala yang ghaib, oleh orang modern, disebut tidak ilmiah dan tidak benar.
Padahal Islam mewajibkan percaya pada yang ghaib.
"Soal mati, ruh, itu ghaib. Itu urusan Tuhan. Tidak akan pernah mengetahui. Kematian itu rahasia," tutur Mahfud.
Mahfud pun berharap jemaah yang hadir dapat hidup dan nanti kelak saat mati dalam keadaan nyaman. Jangan sampai mati melainkan dalam keadaan muslim atau berserah diri.
Pada hari kematian, lanjut Mahfud, tidak ada guna lagi harta serta pangkat dan jabatan. Yang menyelamatkan adalah hati yang damai.
Amal kebaikan lah yang akan bikin hati enak dan nyaman saat meninggal nanti.
"Kalau menjadi pejabat, bikin kebijakan yang memberi manfaat kepada masyarakat. Teruslah melawan kebatilan. Wa qul jâ'al-ḫaqqu wa zahaqal-bâthilu innal-bâthila kâna zahûqâ. Katakanlah, Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap," katanya.
Usai ceramah, Mahfud ikut menikmati sarapan pagi sambil lesehan di emperan sebelah kiri masjid bersama para tokoh dan pengurus masjid.
Mahfud menikmati bubur kacang hijau dan bubur kampiun, cemilan khas Padang. (*)