News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Fakta-fakta MNC Group Ditolak Jadi Penyelenggara Debat Capres, Timnas AMIN Pilih Soroti Hal Lain

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gagasan Anies, Prabowo dan Ganjar di Debat Pilpres 2023 tentang pemberantasan korupsi, Selasa malam, 12 Desember 2023, dinilai terlalu menyentuh ranah teknis dan dianggap hanya janji kampanye belaka. Inilah fakta-fakta MNC Group ditolak oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menjadi media penyelenggara debat capres.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah fakta-fakta MNC Group ditolak oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi media penyelenggara debat ketiga calon presiden (capres).

TKN Prabowo-Gibran memberikan penolakan lantaran pemilik MNC Group, yakni Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe merupakan Ketua Umum Perindo.

Di mana Perindo merupakan partai yang memberikan dukungan kepada pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, pada Pilpres 2024.

Penolakan yang dilontarkan oleh TKN Prabowo-Gibran ini kemudian mendapatkan sejumlah komentar dari pihak lain. Berikut fakta-faktanya:

Baca juga: MNC Group Ditolak Jadi Penyelenggara Debat, Ini Daftar Konglomerat Media Pendukung Capres 2024

1. Sikap Timnas AMIN

Berbeda dengan kubu pasangan nomor urut 2, Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mengaku tak mempermasalahkan MNC Group menjadi penyelenggara debat capres.

Hal itu disampaikan oleh Asisten Coach Timnas AMIN, Jazilul Fawaid atau Gus Jazil.

"Kalau itu keputusan KPU dan itu juga sudah disetujui oleh mayoritas, saya pikir jalan aja, kenapa harus mencurigai MNC," ujarnya ketika ditemui di Kota Batu, Jawa Timur, Senin (1/1/2024).

Menurutnya, apabila ada evaluasi soal debat capres-cawapres, itu bukan perihal pihak siapa penyelenggaranya, melainkan acaranya supaya ke depan bisa lebih baik lagi.

Gus Jazil berpendapat, sejauh ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak konsisten menerapkan peraturan terkait debat.

"Kalau misalkan harus dievaluasi saya pikir bukan TV-nya, tapi polanya biar lebih debatnya lebih seru," kata Gus Jazil.

Ia kemudian mencontohkan sejumlah aturan yang menurutnya tak secara konsisten dijalankan oleh KPU.

Misalnya, soal gerakan atau gimik yang dilakukan oleh pasangan calon (paslon) dalam debat.

"Dulu dilakukan KPU tempatnya panas, yang kedua kemarin orang boleh muter-muter kayak joget-joget, itu sebenarnya diputuskan KPU yang mana?"

"Paslon boleh gerak, terus mikrofonnya ada tiga."

"Jadi hal-hal teknis sebenarnya bukan soal yang disiarkan. Apakah misalnya MNC akan sabotase? Saya pikir enggak meskipun dalam satu grup," ungkapnya.

Tiga calon presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo bicara soal solusi pengungsi Rohingya. (kolase tribunnews.com)

2. TPN Minta TKN Ikuti Aturan

Direktur Eksekutif Komunikasi Politik Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Achmad Baidowi atau Awiek, meminta TKN Prabowo-Gibran mengikuti kesepakatan KPU.

"Ya, kalau sudah jadi kesepakatan KPU, kesepakatan bersama terkait dengan pelaksanaan debat dan siapa penyelenggaraannya, ya, harus diikuti," kata Awiek kepada wartawan, Senin.

Awiek menyatakan, sebagai lembaga penyiaran, MNC Group memiliki hak untuk menyiarkan debat capres-cawapres.

"Jadi kalaupun mau ditolak kenapa enggak dari awal? Ini kan sudah disesuaikan dengan mekanisme yang berlaku," ucapnya.

Ia meyakini dalam pelaksanaan debat capres-cawapres, MNC Group akan profesional dan proporsional sesuai tugasnya sebagai lembaga penyiaran.

3. Ganjar: Ketentuannya Gitu

Sementara itu, Ganjar Pranowo berpendapat penetapan KPU soal media penyelenggara debat capres-cawapres tak bisa ditolak karena telah sesuai ketentuan.

"Nggaklah, siapa yang nolak? Wong udah ketentuannya gitu," kata Ganjar di Ponpes Al Iman Bulus, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023).

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Berikut perbandingan elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres di Jawa Tengah (Jateng) menurut survei terbaru jelang Pilpres 2024. (Kolase Tribunnews)

4. Komentar Hary Tanoe

Di sisi lain, Executive Chairman MNC Group, yakni Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe enggan memberikan banyak komentar terkait masalah ini.

Ia menyebut tak mengikuti penolakan yang dilayangkan oleh TKN Prabowo-Gibran terhadap MNC Group sebagai media penyelenggara debat capres.

"Saya nggak mengikuti itu, saya nggak ngikutin," kata Hary Tanoe kepada awak media di Semarang, Senin.

Lalu, saat ditanya soal debat capres ketiga diminta tidak hanya MNC Group saja yang menjadi penyelenggara, Hary Tanoe hanya menjawab singkat.

"Tanya KPU saja," ucap Ketua Umum Perindo itu.

5. Penolakan TKN Prabowo-Gibran

Penolakan MNC Group, menjadi media penyelenggara debat ketiga disampaikan oleh Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Grace Natalie.

"Ini mungkin belum resmi, tapi memang kalau melihat penyelenggara dari debat ketiga nanti itu semuanya MNC Group dan mengingat pemilik dari MNC Pak Harry Tanoe adalah ketua umum partai yang hari ini mendukung salah satu paslon 03, rasanya sih lebih baik ditimbang ulang oleh KPU," ucap Grace saat ditemui di Lounge Saphire Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Minggu.

Grace mengusulkan supaya KPU tak hanya menunjuk MNC Group saja yang menjadi pihak penyelenggara debat ketiga.

Namun, pihaknya mengusulkan ada kombinasi dengan media-media lainnya.

"Mungkin ada perimbangan, ada kombinasi yang lebih beragam agar penyelenggaranya gak semuanya jaringan MNC."

"Nanti kan mungkin ada kekhawatiran dari paslon yang lain, bukan hanya 02, ya," ujarnya.

"Apakah bisa betul-betul, misalnya, adil sama untuk semuanya daripada berspekulasi dan kalau sesuatu akhirnya digiring ke sana opininya lebih baik kan di-mix (dicampur) aja. Jadi betul-betul semua perwakilan media ada di situ," sambung Grace.

Ia mengingatkan MNC Group pernah menjadi media yang menayangkan Ganjar sebagai aktor iklan azan Magrib. Hal ini pun pernah menjadi polemik.

(Tribunnews.com/Deni/Igman Ibrahim/Rahmat Fajar Nugraha/Chaerul Umam/Fersianus Waku)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini