Diketahui, Hizbullah meradang dengan serangan Israel tersebut, yang tidak hanya menewaskan Al-Arouri di Beirut, Selasa (2/1/2024), tapi juga menewaskan pemimpin lokal Hizbullah, Hussein Yazbek.
Yazbek tewas usai terkena serangan drone Israel di Lebanon Rabu (3/1/2024).
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan televisi untuk kedua kalinya, menegaskan kembali bahwa Hizbullah tidak bisa diam terhadap serangan maut tersebut.
Dirinya juga memperingatkan seluruh Lebanon berpotensi akan terpapar usai serangan Israel tersebut, ujarnya Jumat (5/1/2024).
Ini bukan pertama kalinya Nasrallah menjanjikan pembalasan, dilansir Al Jazeera.
Dia pada hari Rabu (3/1/2024), memperingatkan agar tidak ‘memantik api’ dengan Israel.
Namun dirinya menyebut, Hizbullah akan melakukan perlawanan habis-habisan ‘tanpa batas’ jika terjadi perang dengan Israel.
“Jika musuh berpikir untuk melancarkan perang melawan Lebanon, maka pertempuran kita tidak akan ada batasnya, tanpa batas, tanpa aturan. Dan mereka tahu apa yang saya maksud,” kata Nasrallah.
“Siapa pun yang berpikir untuk berperang dengan kami, dengan kata lain, mereka akan menyesalinya,” kata Nasrallah,
Hizbullah Lakukan 670 Operasi Militer
Nasrallah mengatakan pejuang Hizbullah telah melakukan sekitar 670 operasi militer di perbatasan Lebanon-Israel.
Ia menambahkan kelompok tersebut menghancurkan sejumlah besar kendaraan dan tank Israel.
Dia juga mengatakan jika militer Israel berhasil mencapai tujuan militernya di Gaza, maka bisa saja berpotensi Israel akan beralih ke Lebanon.
Nasrallah juga mengatakan Hizbullah mengetahui sepenuhnya di mana posisi militer Israel berada.
Dalam sambutannya, pemimpin Hizbullah tersebut mengatakan perbatasan selatan Lebanon dengan Israel adalah bagian penting dari perang tersebut.
Ia juga mengatakan operasi Hizbullah saat ini di sepanjang perbatasan membuka peluang bersejarah bagi Lebanon untuk membebaskan tanahnya yang diduduki oleh Israel.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)