TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dua puluh sembilan hari menjelang hari pencoblosan di Pemilu 2024, penembakan terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dalam sehari dua mobil politisi di Sulsel ditembak orang tak dikenal atau OTK.
Keduanya adalah kader Partai Amanat Nasional (PAN) di Bantaeng, Sulsel, Jabal Nur.
Kemudian mobil Ketua DPC PDIP Kota Parepare, Mustafa Andi Mappangara, juga diduga ditembaki OTK.
Baca juga: Soal Anies yang Diancam Ditembak, Sahroni Ingatkan Insiden di Jepang, Ganjar Sarankan Lapor Polisi
1. Mobil Politisi PAN Ditembak
Mobil Jabal Nur yang juga Caleg DPR RI itu, dikabarkan ditembak saat parkir di dekat kantor salah satu bank di Bissappu, Bantaeng, Sabtu (13/1/2024) subuh.
Kejadian ini memberikan dampak serius pada kendaraan Jabal Nur, yang mengalami kerusakan pada kaca belakang akibat dugaan penembakan.
Jabal Nur menjelaskan bahwa saat kejadian dirinya sedang berada di dalam masjid untuk menunaikan salat subuh, sementara adiknya pergi mengambil uang di ATM Bissappu.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Bantaeng, dan Resmob (Reserse Mobil) sedang melakukan penyelidikan.
"Sudah lapor. Resmob sementara jalan (selidiki), (proyektil pelurunya) sudah diambil," ungkap Jabal Nur.
Kapolres Bantaeng, AKBP Edward Jacky Tofani Umbu Kaledi, menyatakan akan memastikan kebenaran informasi tersebut
"Saya akan cek dulu kebenarannya," ujar AKBP Edward.
Jabal menduga ada unsur politik atas kasus menimpanya.
Pasalnya, Jabal Nur juga adalah Ketua Tim Garuda Prabowo (Capres No 2) di Sulsel.
"Dugaan sementara, bisa jadi ada keterkaitan dengan politik. Saya kan Ketua Tim Garuda Prabowo juga di Sulsel," ujar Jabal.
"(Kemungkinan mengarah ke situ) iya, saya ketua Tim Garda Prabowo di Sulsel," ucapnya lagi.
Bahkan dirinya menduga ada yang sempat mengikutinya sebelum peristiwa itu terjadi.
"Saya kan Sulsel II Dapil saya DPR RI, saya mungkin curiga diikuti, mungkin yah," ungkapnya.Namun demikian, lanjut Jabal dirinya menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus itu ke polisi.
"Saya sudah lapor di Polsek. Mudah-mudahan cepat didapat pelakunya, saya percaya sama Polisi," jelasnya.
2. Mobil Politisi PDIP Ditembak
Mobil Ketua DPC PDIP Kota Parepare, Mustafa Andi Mappangara diduga ditembaki Orang Tak Dikenal (OTK), Sabtu (14/1/2024) malam.
Mantan Sekda Pemkot Parepare itu tak menyangka mobilnya ditembak saat diparkir di depan RS Hasri Ainun Habibie pada Sabtu (13/1/2023) malam.
Hanya sejam di rumah sakit, di mobil Mustafa sudah terdapat lubang bak bekas peluru.
"Jam sembilan malam saya datang ke RS Hasri Ainun Habibie untuk menjenguk mertua yang sedang dirawat. Jam sepuluh saya keluar, mobil sudah seperti itu kondisinya,” kata Mustafa kepada wartawan.
Mobil Mustafa yang diduga ditembak adalah Wuling putih berpelat DP 1382 LG .
Terdapat bekas peluru di kaca bagian kiri atas mobil.
Sayangnya, Mustafa tidak menemukan proyektil.
"Tadi malam, Polsek Bacukiki sudah datang memeriksa kendaraan saya," kata dia.
Analisis Pengamat
Penembakan mobil di Sulsel dua kali terjadi dalam sehari.
Akademisi Unhas Dr Hasrullah mengingatkan tensi panas ini harus segera diredam.
"Pesta demokrasi ini kan pesta untuk rakyat, jangan sampai pesta politik ini mengorbankan rakyat tidak berdosa gitu," kata Dr Hasrullah saat dikonfirmasi, Minggu (14/1/2024).
"Jangan sampai perselisihan tingkat atas korbankan masyarakat dibawah," lanjutnya.
Penggagas KKN Kebangsaan ini, mengaku pihak kepolisian harus bekerja ekstra.
Bahkan jika perlu tim intelejen harus turun lebih massif.
Terutama dalam memantau ancaman-ancaman yang beredar di media sosial.
Hal serupa pun telah terjadi kepada Capres Anies Baswedan.
Pelaku pengancaman tersebut sudah diamankan pihak kepolisian.
Kejadian ini menurutnya bisa jadi contoh untuk mengendalikan kondisi di Sulsel.
"Harus ada upaya, kalau sudah gejala. Maka tindakan intelejen dan siber harus kerja ekstra lagi. Selama ini sudah bekerja keras tapi harus lebih ekstra," jelas Dr Hasrullah.
Lebih jauh, Dr Hasrullah mengingatkan dalang dibalik kasus ini harus segera diungkap.
Para pelaku perlu diinterogasi lebih jauh terkait sosok dibalik aksi tersebut.
"Jangan hanya cari pelakunya tapi siapa dalang dibalik itu. Jadi misalkan kejadian di Bantaeng didapat tanya siapa dibalik semua itu. Kalau dia murni kebencian artinya kriminal," jelasnya