Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Presidium Komite Edukasi Masyarakat Antifitnah (Mafindo), Heni Mulyati mengungkapakn, pola sebaran konten hoaks terkait Pemilu di media sosial secara umum tidak jauh berbeda dari tahun ke tahun.
Misalnya, hoaks lama yang diedarkan kembali tentang informasi hak pilih bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), dan hoaks untuk menyerang peserta pemilu atau mendiskreditkan penyelenggara pemilu.
"Kalau bicara pola secara umum nggak beda jauh," kata Heni dalam diskusi dan peluncuran 'Buku Panduan Melawan Hoaks Pemilu di TikTok' di kawasan M Bloc, Jakarta Selatan pada Jumat (19/1/2024).
Meski begitu, lanjut Heni, ada pembeda antara hoaks pemilu terdahulu dengan yang beredar pada Pemilu 2024. Yakni, adanya penggunaan Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan dalam penyebaran hoaks pada pemilu saat ini.
Baca juga: Polri Benarkan Tangkap Pegiat Medsos Palti Hutabarat Diduga Sebar Hoaks
Menurutnya, AI kini digunakan untuk memproduksi sebanyak-banyaknya hoaks saat Pemilu 2024.
Oleh karena itu, adanya AI menjadi tantangan baru bagi stakeholder pemilu, termasuk pengguna media sosial agar dampaknya tidak meluas saat disalahgunakan.
"Mungkin yang membedakan sekarang ada teknologi kecerdasan buatan.
"Tantangan baru dari kecerdasan buatan ini, bagaimana supaya tidak menberikan dampak yang luas," lanjut dia.