Gibran sebelumnya telah mengajukan cuti untuk kegiatan kampanye di Jawa Tengah selama empat hari, terhitung sejak Senin hingga Kamis (25/1/2024).
Surat cuti Gibran untuk kegiatan kampanye telah disetujui oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.
Adapun surat tersebut turun pada 17 Januari 2024.
"Suratnya turun dari Pak Pj Gubernur tanggal 17 Januari," ungkap Kepala Bagian Protokol Komunikasi dan Administrasi Pimpinan Setda Kota Solo, Herwin Nugroho.
Terpisah, Ketua TKD Prabowo-Gibran Solo, Ardianto Kuswinarno mengatakan, pihaknya belum menerima informasi wilayah mana saja di Jawa Tengah yang didatangi Gibran untuk kampanye.
"Belum dapat informasi. Tunggu informasi dari pusat. TKN sendiri belum koordinasi dengan kami. Sampai saat ini belum ada koordinasi," jelas Ardi.
Usaha gerus suara PDI Perjuangan di Jateng
Selama ini Jawa Tengah dikenal dengan sebutan 'kandang banteng' karena pemilih PDI Perjuangan di provinsi ini.
Namun, dinamika politik yang terjadi di tingkat nasional bisa saja menggoyahkan posisinya sebagai partai penguasa di Jawa Tengah.
Akankah PDIP mampu menjaga dominasi pada Pemilu 2024?
Dikutip dari Kompas, sejak pemilu pertama pascareformasi, yakni Pemilu 1999, PDI-P secara konsisten mampu mengantongi suara terbanyak di wilayah tersebut.
Di Pemilu 1999 PDI-P menjadi partai dengan suara terbanyak di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah, kecuali Jepara dan Kabupaten Magelang, dengan perolehan suara mencapai 42,8 persen, lebih tinggi dari suara nasionalnya yang saat itu mencapai 33,7 persen.
Meskipun di Pemilu 2004 dan 2009 sempat mengalami penurunan, capaian PDI-P masih menjadi yang terbaik. Setelah sedikit lesu di dua pemilu tersebut, kekuatan PDI-P makin solid di Pemilu 2014 dan 2019. Pada 2014, PDI-P berhasil menggenjot suaranya di Jawa Tengah hingga di atas angka 24 persen.
Pencapaian pada 2014 ini pun memperlebar jarak dengan Partai Golkar di posisi kedua dengan raihan 14 persen suara. Pada Pemilu 2019, tren positif PDI-P ini terus berlanjut, dengan mengunci kemenangan sebesar 29,5 persen suara di Jawa Tengah.
Tidak heran, meski secara populasi lebih kecil dari Jawa Barat dan Jawa Timur, posisi Jawa Tengah sangat strategis bagi PDI-P. Pada Pemilu 2019, perolehan 5,7 juta suara di provinsi ini jauh lebih besar dibandingkan dengan capaian di Jawa Timur (4,3 juta) dan Jawa Barat (3,5 juta).
Tanpa dukungan pemilih Jawa Tengah, mustahil PDI-P bisa tampil sebagai satu-satunya partai di parlemen dengan penguasaan kursi lebih dari 20 persen di Pemilu 2019.