TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) sekaligus cawapres nomor urut 03, Mahfud MD menyatakan akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
Mahfud akan mengajukan pengunduran diri pada waktu yang tepat.
Merespons hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengataka, itu adalah hak pribadi Mahfud. Jokowi akan menghormati keputusan tersebut.
"Ya, itu hak dan saya sangat menghargai," kata Jokowi di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (24/1).
Jokowi menyampaikan itu usai penyerahan pesawat Super Hercules C-130J-30. Dalam acara itu, hadir pula Menhan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, KSAD Jendaral Maruli Simanjuntak, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, KSAL Laksamana Muhammad Ali, dan Ketua Komisi I Meutya Hafid.
Sebelumnya, sempat beredar isu Mahfud akan mengundurkan diri dari kabinet.
Mahfud kemudian menjawab isu itu dalam acara 'Tabrak Prof' di Kota Semarang. 'Tabrak Prof' merupakan program baru yang digagas Mahfud untuk konsultasi hukum hingga mendengar masukan dari para warga.
Mahfud ditanya oleh seorang pemuda soal marak pejabat negara melakukan pelanggaran karena memanfaatkan fasilitas negara ketika kampanye.
"Baik, tolong dengarkan baik-baik semuanya, apa yang disampaikan Pak Ganjar sore ini adalah kesepakatan saya dengan Pak Ganjar sejak awal bahwa saya pada saatnya yang tepat nanti pasti akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik," kata Mahfud di Kafe Borjuis, Jalan Tendean, Kota Semarang, Selasa (23/1) malam.
Bagi Mahfud, ada sejumlah pihak yang harus ditemui dan diajak bicara terlebih dulu. Setelah semuanya selesai, barulah rencana itu bisa direalisasikan.
"Secara kenegaraan terikat sebagai menteri ikut apa yang digariskan presiden tapi sebagai calon wakil presiden harus ikut partai pengusung. Ketemu dengan TPN nanti akan ditentukan dengan cara yang terbaik," jelas dia.
Mahfud mengaku sudah lama resah dengan dua posisi dan peran yang diembannya saat ini. Tapi, kenapa tak kunjung dilakukan sampai sekarang? "Saya merencanakan mengundurkan diri sebenarnya sudah lama ketika akan mulai debat pertama, agar bisa lebih leluasa membuka data sebenarnya sehingga lebih etis saya membaca data data itu kalau saya tidak di pemerintahan," ujar Mahfud.
"Tetapi pada waktu itu ada beberapa pertimbangan ya. Pertimbangannya perlu etika saya kepada Pak Jokowi. Saya dulu diangkat oleh beliau dengan sangat terhormat dengan penuh kepercayaan kepada beliau sebagai presiden rakyat dan saya harus mempersiapkan masa transisi baik-baik," jelas dia.
Adapun mengenai tanggapan Jokowi yang memberikan 'lampu hijau' terhadap rencana dirinya mundur, Mahfud mengatakan itu memang tugas presiden. "Memang tugas presiden menghargai (keputusan menterinya)," kata Mahfud di Kabupaten Bantul, Rabu (24/1). Sementara saat disinggung kapan ia akan mengajukan pengunduran diri, Mahfud mengatakan butuh waktu. "Nantilah itu sudah sangat teknis," katanya.