Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyindir jenderal yang membela capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, soal kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu.
Ganjar mengatakan hal itu setelah ditanyai wanita bernama Astarina saat berdialog di Pontianak Convention Center, Kecamatan Pontianak, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (31/1/2024).
Astarina bertanya ke Ganjar mengenai komitmennya untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu agar tidak menjadi isu 5 tahunan.
Ganjar mengaku sudah bertanya langsung kepada Prabowo mengenai komitmen penyelesaian kasus HAM pada debat pertama Pilpres 2024 beberapa waktu lalu.
"Saya tanya pada dua hal. Yang pertama apakah saudara, kalau saudara yang terpilih apakah akan membuat pengadilan HAM?" kata Ganjar.
Baca juga: Ganjar Sindir Prabowo soal Kasus HAM: Padahal Ayahnya Mengaku Anaknya Menculik
Sebab, dia menegaskan, DPR RI pada 2009 telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai hasil Penyelidikan Peristiwa Penghilangan Orang secara Paksa periode 1997-1998.
"Tapi tidak ada yang melaksanakan sampai hari ini dan tidak ada yang memutuskan sampai hari ini dan itu selalu berulang setiap 5 tahun," ujar Ganjar.
Selain itu, Ganjar menuturkan dirinya juga bertanya kepada Prabowo mengenai pesan dari orang tua yang anaknya hilang dalam kasus 1998.
"Kalaulah bapak tahu mungkin bisa membantu di mana kuburnya mereka agar mereka bisa berziarah. Dan saya dikatakan Anda tendensius," ucapnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini pun mengkritisi beberapa jenderal yang menganggap pertanyaannya tidak etis.
"Kemudian ada beberapa jenderal yang dulu ikut menghukum lalu berkomentar begini "itu tidak etis pertanyaannya"," ungkap Ganjar.
"Saudara yang sangat tidak etis. Saudara dulu yang memutuskan dan saudara hari ini berada di kubunya dan Anda membalikkan pikiran itu, saudara yang tidak etis," ucap Ganjar menambahkan.