TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Prof. Yusril Ihza Mahendra, buka suara soal kabar kalau dirinya menjadi satu di antara sosok yang menempati posisi Menko Polhukam menggantikan Mahfud MD.
Atas kabar tersebut, menteri sekretaris negara era Pemerintahan SBY itu secara tegas menyatakan, dirinya enggan berandai-andai, sebab dia merasa isu ini tidak perlu diseriusi.
"Saya tidak ingin berandai-andai. Biarkan saja dia menjadi berita sampai akhirnya berlalu dan dilupakan," kata Yusril kepada Tribunnews, Senin (5/2/2024).
Yusril juga menyatakan, kabar ini hanya dihembuskan oleh para pengamat politik dan hal ini menurut dia hanya sebagai bagian dari prediksi.
Oleh karena itu, pakar hukum tata negara tersebut enggan lebih jauh merespons kabar yang melibatkan namanya itu.
Hanya saja, Yusril menghormati apa yang menjadi prediksi dari para pengamat.
"Setahu saya itu prediksi para pengamat seperti Ujang Komarudin dan lain-lain Itu perkiraan dan analis akademis mereka. Saya menghargai pandangan para akademisi. Saya memilih diam untuk tidak memberikan tanggapan terhadap isu tersebut," tukas Yusril.
Sebelumnya, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menyebut ada dua sosok yang cocok untuk menggantikan posisi Mahfud MD dari jabatan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).
Menurut Ujang, dua sosok itu adalah Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan juga eks Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hukum, Jimly Asshidiqqie.
Satu sosok lainnya adalah Yusril Ihza Mahendra yang merupakan mantan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), mantan Sekretaris Negara, serta saat ini sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
"Bisa jadi ada dua tokoh yang layak, misalkan Prof Jimly dan Prof Yusril, yang cocok saja menggantikan Mahfud MD," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Rabu (31/1/2024).
Selain itu kata Ujang, bisa jadi Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih mantan tentara untuk menempati posisi tersebut.
Terlepas dari kemungkinan itu, Ujang menyatakan gerak - gerik Jokowi sulit ditebak, termasuk untuk sosok pengisi Menko Polhukam.
Ia menyebut selain hak prerogatif presiden, pemilihan sosok Menko Polhukam hanya diketahui oleh Jokowi dan Tuhan.
"Soal siapa pengganti Mahfud MD hanya Jokowi dan Tuhan yang tahu," ungkap Ujang.