TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menegaskan dirinya sama sekali tidak menjelek-jelekan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka.
Seperti diketahui, pernyataan Ahok tentang Jokowi dan anaknya disebut tidak bisa bekerja, viral di media sosial.
Ahok menjelaskan, pernyataan itu sudah dipotong dan tidak sesuai dengan konteks yang ia maksudkan.
Pernyataan Jokowi dan Gibran tidak bisa bekerja terlontar dari mulut Ahok karena merespons pernyataan dari seorang nenek berusia 82 tahun.
Kala itu, nenek tersebut meminta ahok mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka.
Namun Ahok mengatakan bahwa dirinya memilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Justru jangan dipotong-potong konteksnya apa. Ini kan ada nenek-nenek 82 tahun. Dia bilang sama saya, harus pilih Prabowo dan Gibran. Saya bilang sorry saya pilih Pak Ganjar."
"Saya enggak mungkin cerita tentang Nawacita sama nenek 82 tahun, mana ngerti Nawacita," ucap Ahok, di Kupang, Rabu (7/8/2024) malam dikutip dari WartaKotalive.com.
Menurutnya, kalau Prabowo-Gibran menang, maka tetap saja Jokowi dan Gibran tidak bisa bekerja melanjutkan program Nawacita.
Dijelaskan Ahok, selama 10 tahun program rintisan PDIP itu telah berjalan di bawah kepemimpinan Jokowi.
Jika Prabowo-Gibran menang, baik Jokowi maupun Gibran sama-sama tidak akan bisa melanjutkan program tersebut.
Baca juga: Bantah Pernyataan Ahok yang Sebut Jokowi Tak Bisa Kerja, Sandiaga Uno Beberkan Kinerja sang Presiden
Karena, lanjut Ahok, masa jabatan Jokowi telah selesai selama dua periode, sementara Gibran menjadi wakil dari Prabowo.
Ahok meyakini Prabowo tidak mungkin mau melanjutkan program Nawacita tersebut.
Menurut Ahok, hanya paslon nomor urut 03, Ganjar-Mahfud yang pantas dan bisa melanjutkan program Nawacita.
"Terus saya bilang apa Pak Jokowi bisa kerja? Maksudnya kalau Pak Jokowi udah enggak jadi presiden, emang dia bisa nanganin Nawacita," ujar Ahok.
"Saya cuma bilang Jokowi sudah kerja 10 tahun (kalau) masih dilanjutkan (program Nawacita), wakil presiden (Gibran) mana bisa nerusin Nawacita, sih? kan (jika Prabowo-Gibran menang) yang berkuasa kan Pak Prabowo," jelas Ahok.
Ahok menegaskan, tidak mungkin dirinya menjelek-jelekan Jokowi, apalagi sudah bekerja bersama dan maju bersama PDIP.
"Itu (pernyataan saya) konteksnya dipotong. Lu pikir gue gila, gue bareng sama Pak Jokowi masa gue bilang Pak Jokowi enggak bisa kerja. Gue ini masih waras bos," tegas Ahok.
Baca juga: TKN Sebut Ahok Halusinasi Soal Ditawari Posisi Menteri Jika Gabung 02: Masuk Akal Nggak Sih?
Program Nawacita Dibuat PDIP
Sebelumnya, Ahok menjelaskan program Nawacita yang telah dijalankan Jokowi selama hampir 10 tahun ini adalah program susunan dari PDIP.
Sehingga, lanjutnya, keberlanjutannya akan sangat cocok dijalankan oleh Ganjar Pranowo.
"Yang mengusul Nawacita sejak periode pertama Pak Jokowi itu PDI Perjuangan bos. Jadi bagi saya kalau mau meneruskan Nawacita yang udah jalan 10 tahun, saya butuh orang yang ngerti Nawacita," kata Ahok, Rabu (7/2/2024) di Kupang.
Mantan Komisaris Utama Pertamina itu merasa khawatir jika ada pemimpin baru (selain kader PDIP) yang ingin mengganti program Nawacita yang sudah dikerjakan 10 tahun belakangan ini.
Ahok berharap masyarakat dapat memahami hal ini.
Kendati demikian, pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak untuk meminta masyarakat memilih Ganjar.
Sebaliknya, Ahok juga tidak senang jika ada pihak yang memaksa rakyat untuk memilih capres tertentu.
"Tidak boleh ada tekanan dari siapapun, paksaan dari siapapun," ujar Ahok.
Dia tidak mau masyarakat ditipu dengan gimik yang justru hanya bualan semata.
Ia pun berpesan ke masyarakat untuk memberikan hak pilihnya secara jujur berlandaskan asas Pemilu.
Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ahok Jelaskan Maksud Pernyataan Jokowi dan Gibran Tidak Bisa Kerja: Sorry, Saya Pilih Ganjar dan Pos-Kupang.com dengan judul Ahok Ungkit Nawacita Dikerjakan Jokowi, Disusun PDIP
(Tribunnews.com/Galuh widya Wardani)(WartaKotalive.com/Budi Sam Law Malau)(Pos-Kupang.com/Irfan Hoi)