Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa dalam proses pemungutan suara di Malaysia membludak pada Minggu (11/2/2024).
Berdasarkan video yang diunggah Pakar Hukum Kepemiluan Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraini melalui akun Instagram miliknya, hal itu terjadi karena Warga Negara Indonesia (WNI) dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK) melakukan pencoblosan sebelum jadwal yang ditetapkan.
Seharusnya, para pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) melakukan pencoblosan lebih dahulu sebelum DPK.
Terkait fenomena itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari belum dapat mengkonfirmasi.
“Saya belum ngecek. Soalnya baru bisa dicek setelah penghitungan suara selesai, DPT yang hadir berapa, pemilih DPT tambahan yang hadir berapa, saya belum bisa konfirmasi,” kata Hasyim jumpa konferensi pers di kantornya, Senin (12/2/2024).
Hasyim menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan ihwal partisipasi pemilih di Malaysia begitu tinggi. Menurutnya, situasi di TPS yang tersebar di Malaysia juga tertib dan lancar.
“Sepanjang yang saya ketahui, pemilih ramai datang di bagian awal, jam sepuluh ke atas, jam sebelas mulai longgar,” ujar Hasyim
“Bahkan teman-teman petugas di sana, memberikan kesempatan pemilih perempuan yang bawa anak, karena meninggalkan rumah juga harus membawa anak. Saya ada di situ,” tambah dia.
Eks Anggota KPU Jawa Timur ini juga mengonfirmasi video yang menampilkan keramaian pemilu di Malaysia. Dia memastikan bahwa hak pemilih yang hadir telah dilayani oleh petugas setempat.
“Memang ramai. Sampai akhir ramai, banyak yang teriak karena gembira. Saya menyaksikan semuanya gembira. Menunggu kesempatan untuk bisa masuk ke lokasi TPS. Dilayani semua (sampai tutup),” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, jumlah WNI dalam DPT dan DPK yang menyalurkan hak pilih dalam TPS di Kuala Lumpur cukup besar yakni masing-masing mencapai lebih dari 200.000 orang.
Mereka diminta datang ke Gedung World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur buat menyalurkan hak pilihnya.
Baca juga: Lagi-lagi Motif Uang, Surat Suara Dijual di Malaysia, Manfaatkan Surat Suara Nganggur di Apartemen
Untuk mengatasi persoalan itu, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Kuala Lumpur memutuskan menambah jumlah meja pendaftaran dan memajukan jadwal pemungutan suara untuk warga yang masuk dalam DPK.
Untuk memangkas antrean, PPLN Kuala Lumpur akhirnya menambah meja pendaftaran menjadi 400 meja, dari semula yang hanya 100 meja.