TRIBUNNEWS.COM - Rektor IAIN Ponorogo, Prof Evi Muafiah menyerukan agar helatan Pemilu 2024 berlangsung damai.
Ia berharap, jangan sampai pesta demokrasi 5 tahunan ini justru menjadi cikal bakal perpecahan di masyarakat.
Hal ini disampaikan Evi menanggapi aksi saling serang antar pendukung pasangan calon (paslon) yang kian masif terjadi di media sosial.
Padahal, hingga Rabu, 14 Februari 2024, sudah memasuki masa tenang.
"Sejatinya masa tenang adalah masa di mana masyarakat bisa benar-benar menentukan calon pemimpin bangsa yang akan dicoblos setelah mendengar berbagai program, visi, dan misi masing-masing paslon," kata Evi kepada Tribunnews.com.
Guru besar di bidang Pendidikan Islam itu juga menyatakan, seluruh elemen dan komponen masyarakat harus memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan pemilu damai.
Caranya, lanjut Evi, bisa dilakukan dengan membangun narasi positif baik saat berinteraksi di masyarakat maupun di sosial media.
"Jangan sampai tindakan yang kita lakukan justru semakin memprovokasi kelompok masyarakat lain dan menyebabkan perpecahan," tambahnya.
Evi juga mengatakan, setiap paslon yang saat ini berkontestasi memiliki program hebat untuk masa depan bangsa.
Mereka juga merupakan kader-kader terbaik bangsa yang siap memimpin Indonesia lima tahun mendatang.
"Tugas kita sebagai calon pemilih adalah mencoblos berdasarkan program mana yang paling realistis dan membawa Indonesia menuju negara dan bangsa yang lebih baik."
"Pilih visi misi yang terbaik, fokus pada programnya dan hindari segala macam hinaan, cacian, hanya karena berbeda dalam pilihan," kata dia.
Oleh karena itu, Evi juga mengimbau seluruh masyarakat untuk memanfaatkan momen ini dengan sebaik mungkin. (*)