Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti ikut komentari soal anomali kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024.
Menurutnya kenaikan suara itu bisa dipahami, jika berdasarkan dari basis wilayah suara PSI. Tetapi sebaliknya jika tidak, dikatakan Ray kenaikan suara PSI itu jadi pertanyaan publik.
“Apakah kenaikan itu pada basis-basis yang memang dikenal sebagai basisnya PSI. Sehingga dengan begitu boleh saja kenaikan itu dipahami karena basis-basis itu mungkin terlambat dihitung,” kata Ray, Selasa (5/3/2024).
Ray melanjutkan berdasarkan pemberitaan media massa, kenaikan suara PSI itu dari basis yang kemungkinan partai berlogo bunga mawar merah itu sulit bersaing.
“Misalnya di Jogja, PSI punya sedikit masalah dengan Yogyakarta. Tapi kok tiba-tiba di beberapa tempat di Jogja itu menyumbang suara yang cukup baik bagi PSI,” kata Ray.
Kemudian dikatakannya, kalau merujuk pemilu sebelumnya PSI hanya dapat suara yang tak sampai 2 persen.
“Tiba-tiba melonjaknya sampai 100 persen lebih, itu tentu juga menambah pertanyaan. Apa yang terjadi sebetulnya dengan suara PSI ini,” tanyanya.
Dalam catatan Tribunnews.com sendiri, suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 29 Februari hingga 2 Maret 2024.
Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah hingga 230.361 suara per Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan hasil real count KPU pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB, suara PSI baru mencapai 2.171.907 atau 2,86 persen.
Suara total yang masuk berdasarkan Sirekap pada saat itu 65,48 persen atau berasal dari 539.084 TPS dari total keseluruhan 823.236 TPS.
Alhasil dengan tambahan tersebut, raihan suara partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu kini mencapai 2.402.268 atau 3,13 persen.
Baca juga: Soal Dugaan Penggelembungan Suara PSI, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Masih Asumsi, Harus Dibuktikan
Sementara, total suara yang masuk berdasarkan hasil Sirekap pada Sabtu pukul 15.00 WIB mencapai 541.324 TPS atau 65,76 persen.
Artinya, partai pimpinan putra bungsu Presiden Jokowi itu mampu memperoleh tambahan 230 ribu itu dari 2.240 TPS.