News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Istri Kaesang, Erina Gudono Masuk Radar Pilkada Sleman, Menantu Jokowi dan Popularitas Modal Utama

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Erina Gudono dan sang suami yang juga menjabat Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu nama dari keluarga besar Joko Widodo yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 bisa jadi bertambah.

Sosok istri Kaesang Pangarep, Erina Gudono dilirik Partai Gerindra untuk masuk ke dalam bursa kandidat calon bupati dalam Pilkada Kabupaten Sleman 2024 mendatang.

Ketua DPC Gerindra Sleman HR Sukaptana mengatakan, nama menantu Jokowi itu didorong oleh kader internal partai besutan Prabowo Subianto tersebut.

"Semua itu kan ada wacana-wacana, terutama internal dulu yang diajukan lalu memandang yang lain. Nanti kira-kira survei masuk atau tidak," ujar Sukapta.

Meskipun masih dalam penjajakan, pihaknya juga sudah menyiapkan nama lain.

Sebagai usulan, nama Erina dan sejumlah calon bakal dibahas dalam mekanisme DPC hingga ke DPD pusat.

Gerindra Sleman juga menjalin komunikasi dengan partai politik lain.

Hal ini lantaran Gerindra hanya mendapatkan enam kursi di Sleman dan masih kurang empat kursi untuk bisa mengusung calon bupati dan wakil bupati Sleman.

"Dan kami masih lobi-lobi dengan partai yang lain, partai pengusung karena Gerindra kan nggak bisa maju sendiri tanpa koalisi dengan partai yang lain," tuturnya.

Menurut Sukaptana, pihaknya telah menjalin hubungan dengan sejumlah partai lain, seperti Golkar dan PAN.

"Kami sudah menjalin hubungan dengan Golkar, dengan PAN dengan partai-partai yang lian. Nanti wacana seperti apa, masyarakat menghendaki seperti apa, nah itu nanti yang diajukan ke DPP. Dari DPC mengajukan ke DPD, lalu DPD ke DPP," urainya.

Sukaptana menyampaikan selain dari internal, pihaknya juga berkomunikasi dengan nama dari luar kader Gerindra.

Baca juga: Nama Istri Kaesang Masuk Bursa Pilkada Sleman, Erina Gudono Didekati Gerindra

"Dan kami tadi malam juga lobi-lobi ketemu dengan Pak Harda (Harda Kiswaya). Jadi komunikasi dengan siapapun, yang penting nanti ada kecocokan dan memang dikehendaki masyarakat, itulah nanti yang saya usulkan ke DPD dan DPP," ujarnya.

Dari segi usia berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Menjadi UU, usia Erina sudah masuk kriteria.

Dalam pasal 7 UU Nomor 10 Tahun 2016, menjelaskan bahwa salah satu syarat maju sebagai bupati adalah calon berusia minimal 25 tahun.

Saat ini, Erina diketahui berusia 27 tahun.

"Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, serta 25 (dua puluh lima) tahun untuk Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota," bunyi pasal 7 UU Nomor 10 Tahun 2016, dikutip dari situs resmi Mahkamah Konstitusi (MK).

Popularitas jadi modal

Terkait hal itu, peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menyebut lirikan Partai Gerindra terhadap Erina didasari atas popularitas yang dimiliki oleh menantu Jokowi tersebut. 

"Tidak bisa dipungkiri, Erina saat ini menjadi sosok yang populer, karena ia sendiri adalah model dan ditambah lagi saat ini adalah menantu Jokowi, istri Kaesang. Modal popularitas ini adalah modal yang paling utama," kata Ahmad dikutip dari tayangan Kompas Malam, Sabtu (9/3/2024). 

"Kemudian selanjutnya, saya lihat latar belakang Erina ini kan merupakan sosok aktivis pada dasarnya, Miss Indonesia. Lalu pada beberapa kesempatan saat diwawancara, jawaban dia cukup meyakinkan sebagai sosok public figure yang mengetahui isu-isu krusial serta politik.

Kendati tak memiliki pengalaman politik praktis, sosok Erina disebut Saidiman memiliki kualitas cukup baik.

"Saya rasa dari sisi kualitas juga cukup baik, meskipun tanpa pengalaman politik praktis," katanya.

Namun, Saidiman menyebut, pencalonan Erina sebagai Bupati Sleman akan menuai sorotan publik internasional terkait politik dinasti dan demokrasi di Indonesia.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep dan sang istri, Erina Gudono, saat tiba di TPS 063 Tower 10 Apartemen Taman Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024). (Kompas.com/Dzaky Nurcahyo)

"Saya kira itu akan menjadi catatan serius, saya melihat ini dari laporan dari sejumlah lembaga pemerhati demokrasi, atau pemerhati kebebasan di seluruh dunia, bahwa posisi Indonesia masih tidak fully democratic. Kekuatan Pak Jokowi di eksekutif ini sangat dominan dan tidak ada penyeimbang. Bahkan sampai sekarang hanya ada satu partai di parlemen yang bisa mengontrol pemerintah," ungkapnya. 

"Jika Erina berhasil masuk ke eksekutif, ini akan memperparah pandangan dunia internasional terhadap demokrasi yang ada di negara kita," tambahnya.

Saidiman juga mengingatkan, politik dinasti yang merusak demokrasi akan berimbas negatif pada pelakunya.

"Tetapi jangan lupa, masyarakat kita sebetulnya belajar dari waktu ke waktu, kalau mereka melihat eksperimentasi dari keluarga Jokowi merusak demokrasi kita, misalnya mengurangi keseimbangan antara partai pemerintah dan partai-partai oposisi, itu bisa menjadi poin negatif untuk keluarga Jokowi," kata Saidiman.

Bursa Pilkada 2024 Sleman

Sementara itu, PAN mengungkapkan pihaknya telah memiliki calon prioritas yang akan diusung dalam Pilkada 2024 Sleman.

Calon itu adalah istri mantan Bupati Sleman Sri Purnomo, Kustini Sri Purnomo.

Kustini sendiri saat ini tengah menjabat sebagai Bupati Sleman.

"Kami menilai Bu KSP selama menjabat dapat melaksanakan tugas dengan baik, juga aktif bertemu masyarakat dan menindaklanjuti aspirasi," kata Sekretaris DPD PAN Sleman, Inoki Azma Purnomo.

Partai selanjutnya yang telah memiliki calon pada Pilkada 2024 Sleman adalah Golkar.

Ketua DPR Golkar Sleman, Janu Ismadi, mengatakan pihaknya akan mengusung mantan Sekretaris Daerah (Sekda), Harda Kiswaya.

"Pertimbangannya, Pak Harda jauh sebelumnya sudah melakukan pendekatan kepada Golkar."

"Sementara, calon lainnya kan belum pernah ada. Kemudian, menurut kami, Pak Harda ini laku dijual," tutur Janu, Kamis.

Sementara, PDIP dan PKB kompak sama-sama belum memiliki nama yang bakal diusung pada Pilkada 2024 Sleman.

Ketua DPC PKB Sleman, R Agus Choliq, menyebutkan pihaknya masih menggodok nama-nama calon potensial.

Baca juga: Pengakuan Kaesang Pakai Kaus Gambar Prabowo saat Bulan Madu ke Korea, Sampai Dimarahi Erina Gudono

Agus mengatakan PKB hingga saat ini masih dinamis dalam menyiapkan calon Bupati Sleman.

Bahkan, ujar Agus, PKB tak menutup kemungkinan akan membuka penjaringan bakal calon.

"Kami juga sudah ngobrol-ngobrol dengan beberapa partai, sudah ketemu untuk penyamaan visi."

"Karena PKB juga kan nggak mungkin sendiri, harus berkoalisi," ungkap Agus, Jumat (8/3/2024).

Berbeda dari PKB, PDIP masih menunggu rekomendasi dari DPR maupun DPP mengenai nama calon bupati untuk Pilkada 2024 Sleman.

"Kalau Pilkada kita pasti menunggu rekomendasi dari DPD dan DPP Partai, hasil komunikasi dan koordinasi siapa yang akan diusung."

"Nama calon, tetap menunggu surat dari DPP," kata Sekretaris DPC PDIP Sleman, Gustan Ganda. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini