TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hampir saja tidak lolos parlemen pada Pemilu 2024.
Sebabnya, partai berlambang Ka'bah itu kini hanya memperoleh 4,01 persen suara Pileg. Tentu, hasil itu hampir mendekati Parliamentary Threshold yang merupakan syarat minimal perolehan suara partai politik untuk diikutkan dalam penentuan kursi di DPR.
Adapun, Parliamentary Threshold pada Pemilu 2024 ini adalah 4 persen.
Baca juga: Legislator PPP Sebut Penentuan Perolehan Kursi Seharusnya Cukup Ditentukan Caleg Suara Terbanyak
Tentu, suara partai pimpinan Ketua Umum M. Mardiono ini terancam tak lolos parlemen Senayan. Karena, jika suara PPP di bawah 4 persen, maka sudah dipastikan tak lolos.
Perolehan suara PPP ini juga sempat mendapat sorotan, hal itu dikarenakan adanya temuan suara PPP di sistem informasi rekapitulasi suara (Sirekap) milik KPU RI menurun di setiap harinya.
Padahal, saat itu KPU telah melakukan rekapitulasi di tingkat daerah. Di mana, seharusnya jika data baru masuk, maka akan terjadi penambahan suara.
Namun, justru PPP mengalami penurunan suara.
Menurut catatan Tribun Network, pada Pemilu 2019 lalu, PPP memperoleh suara 6.323.147 (4,52 persen). Sehingga, PPP hanya memperoleh 19 kursi Parlemen.
Berdasarkan data itu, PPP pun diprediksi akan kehilangan kursi pada 2024 karena perolehan suara hanya berkisar 4 persen.
Jika berkaca hasil Pemilu 2019, maka bisa dipastikan PPP akan memperoleh capaian kursi parlemen yang sama pada Pemilu 2024.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno menyinggung soal perolehan suara PPP dalam Pemilu 2024.
Dia mengatakan, capaian suara PPP sesuai target yakni menembus 4 persen.
Awalnya, Sandiaga berbicara soal tantangan suara PPP menurun dan adanya temuan suara PPP yang hilang.
Baca juga: Hasto Klaim PPP Sudah Nyatakan Dukung Hak Angket DPR, Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
"Ya ini suatu tantangan bagi kita dan per hari ini terus kawal karena ada beberapa temuan suara PPP ini menghilang. Kami telah menyusun dan membentuk tim khusus untuk memastikan suara-suara hilang itu kembali," kata Sandiaga, Sabtu (9/3) lalu.
Sandiaga mengatakan PPP telah menyiapkan argumentasi dan bukti-bukti hukumnya seandainya nantinya harus ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sandiaga lalu menyinggung soal capaian perolehan suara PPP di atas 4 persen.
"Kita akan siapkan argumentasi dan bukti-bukti hukumnya sehingga nanti seandainya harus kita ke Mahkamah Konstitusi kita memiliki kesiapan. Tapi dari segi keseluruhan capaian PPP di atas 4 persen ini sudah sesuai target, di atas target karena kita mengalami banyak sekali tantangan," terangnya.
Menparekraf ini juga mengungkapkan tantangan partainya dalam Pemilu kali ini.
"Pertama, tantangan dari sumber daya yang terbatas, juga melinierkan pileg dan pilpres ini yang menjadi tantangan kita ke depan. Saya tetap optimistis, ketika kita bisa mengawal ambang batas 4 persen ini akan terlampaui," terangnya.
Baca juga: Hasto Klaim PPP Sudah Nyatakan Dukung Hak Angket DPR, Usut Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
"Kita punya PR (pekerjaan rumah) yang sangat besar karena dari segi kursi kita akan berkurang. Walaupun kursi berkurang, kontribusi harus bertambah. Itu yang telah kami ingin titipkan kepada para kader untuk terus berjuang," sambung dia.
Sementara itu, perolehan suara sementara hasil pemilu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir.
Seiring dengan itu, perolehan suara sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disebut mengalami penurunan.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyebut, ada anomali perolehan suara pada partai berlambang Ka'bah itu.
"Terkait dengan data sirekap KPU memang terjadi anomali khususnya di suara PPP," kata Baidowi kepada Tribun Network.
Baidowi mencontohkan, pada tanggal 28 Februari, PPP memperoleh suara sebesar 3.058.000, namun sempat menurun menjadi 3.040.000.
"Sementara jumlah TPS yang masuk itu bertambah, kan harusnya jumlah suaranya bertambah bukan berkurang," ucap Awiek, sapaan akrabnya.
"Sementara ada partai lain yang mengalami kenaikn tidak wajar, sementara PPP bukan persentasenya, kalau persentase itu otomatis karena otomatis mengikuti suara," imbuhnya.
Baca juga: Pengamat Prediksi PPP Tidak Akan Ajukan Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024
Lebih lanjut, Awiek menyebut anomali ini menjadi peringatan bagi KPU untuk transparan.
Di sisi lain, Awiek mengajak seluruh kader PPP terus menjaga perolehan suara.
"Bersarkan perhitungan internal kami PPP itu sudah lolos parliamentary threshold, sudah di atas 4 persen nerdasadjan data C1 hasil salinan yang masuk kepada kami," tandasnya.
Dalam catatan Tribun Network, Suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 29 Februari hingga 2 Maret 2024.
Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah hingga 230.361 suara per Sabtu (2/3) pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan hasil real count KPU pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB, suara PSI baru mencapai 2.171.907 atau 2,86 persen.
Suara total yang masuk berdasarkan Sirekap pada saat itu 65,48 persen atau berasal dari 539.084 TPS dari total keseluruhan 823.236 TPS.
Baca juga: Soal Pengajuan Hak Angket DPR, Pengamat: PPP Tidak Cukup Berani, NasDem Masih Tarik Ulur
Alhasil dengan tambahan tersebut, raihan suara partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu kini mencapai 2.402.268 atau 3,13 persen.
Sementara, total suara yang masuk berdasarkan hasil Sirekap pada Sabtu pukul 15.00 WIB mencapai 541.324 TPS atau 65,76 persen.
Artinya, partai pimpinan putra bungsu Presiden Jokowi itu mampu memperoleh tambahan 230 ribu itu dari 2.240 TPS. (Tribun Network/ Yuda).