TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Mayjen TNI AD (Purn) Soenarko yang menjadi sorotan usai vokal saat demo di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024).
Diketahui mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini bahkan mengritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai dalang kecurangan Pilpres 2024.
Dalam aksi demonya, Soenarko berharap KPU segera menghentikan perhitungan suara karena Pilpres 2024 dianggap curang.
Belakangan diketahui, Soenarko juga terlibat dalam kerusuhan di Pemilu 2019.
Ia bahkan sempat ditangkap Puspom TNI dan dijebloskan ke Rutan POM Guntur, Jakarta Selatan karena dituduh atas kepemilikan senjata ilegal dan pelaku makar.
Soenarko lalu dibela Panglima TNI saat itu Marsekal Hadi Tjahjanto dan Luhut Binsar Panjaitan.
Namun kini Soenarko kembali turun ke jalan untuk mengritik Jokowi karena dukung Anies Baswedan-Cak Imin.
Lantas siapakah Mayjen TNI AD (Purn) Soenarko?
Berikut profil Mayjen TNI AD (Purn) Soenarko yang lantang mengritik Jokwi itu.
Profil Soenarko
Lahir di Medan pada 1 Desember 1953, Mayjen TNI AD (Purn) Soenarko memilkiki riwayat panjang di bidang kemiliteran.
Pendidikan tersebut dimulai saat Soenarko masuk di AKABRI (1978).
Ditahun yang sama, Soenarko juga masuk dalam Susarcabif.
Satu tahun kemudian, pada 1979, ia masuk ke di Komando.
Lalu pada 1985 ia Diklapa-I dan Diklapa-II pada tahun 1988.
Selanjutnya, Soenarko masuk di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) pada 1995, berlanjut ke Sesko TNI.
Tahun 2005 ia mengeyem pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Pada 12 September 2007, ia dipercaya menjadi Komandan Jenderal Pasukan Khusus (Kopassus) ke 22.
Saat itu, Soenarko menggantikan Danjen Kopassus sebelumnya, yakni Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary.
Jabatan itu ia emban selama satu tahun hingga 1 Juli 2008.
Tidak lama setelah itu ia digantikan Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo.
Soenarko pun diminta untuk menggantikan Pangdam Iskandar Muda sebelumnya, yakni Mayjen TNI Supiadin AS.
Selesai tahun 2009 sebagai Pangdam Iskandar Muda pun berakhir, Soenarko lalu menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) pada 2009, menggantikan Mayjen TNI Nartono.
Selang setahun, pada 2010, Soenarko digantikan oleh Mayjen TNI Siswondo.
Selama berada di dunia kemiliteran, Soenarko pernah mendapatkan bintang jasa, di antaranya SL. Seroja, SL. Dwidya Sistha, SL Kesetiaan 8 tahun dan SL Kesetiaan 16 tahun.
Terjun di Politik
Setelah rampung di karier militernya, Mayjen Soenarko pun terjun ke dunia politik.
Ia pernah menjadi anggota Partai Aceh dari tahun 2012-2016.
Sebelum pada tahun 2017 bergabung dengan Partai Nangroe Aceh, Soenarko dikabarkan sempat bergabung ke Partai Gerindra.
Mengutip YouTube Tribun Medan TV, Sunarko pernah terjerat kasus hukum, mulai dari tuduhan kepilikan senjata ilegal hingga dituding sebagai pelaku makar.
Ia juga disebut terlibat dalam kerusuhan 22 Mei 2019 hingga ditangkap Puspom TNI dan dijebloskan ke Rutan POM Guntur, Jakarta Selatan.
Kala itu, Soenarko pun dibela Panglima TNI saat itu Marsekal Hadi Tjahjanto dan Luhut Binsar Panjaitan.
Namun kini Soenarko kembali turun ke jalan untuk mengritik Jokowi.
Ia juga menyerukan dukungan kepada Anies Baswedan-Cak Imin yang menjadi lawan politik Prabowo Subianto.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Suci Bangun Dwi Setyaningsih)