Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhelatan pilkada serentak seluruh Indonesia kian dekat.
Riuh ramai isu terkait peta persaingan para bakal calon kepala daerah bermunculan, tak terkecuali di Sumatera Selatan (Sumsel)
Sejumlah nama bermunculan, di antaranya Herman Deru dan Mawardi Yahya, yang merupakan mantan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Selatan.
Peneliti Konsepindo Riset Strategi Jakarta, Aldo Serena meyakini Herman bakal maju lagi di Pilgub Sumsel 2024.
Sedianya, Herman akan kembali berpasangan dengan Mawardi Yahya.
Namun, Aldo melihat Mawardi justru tampak mencuri start dengan mendeklarasikan pasangan Mawardi - Harno Joyo sebagai pasangan cagu-cawagub.
Aldo mengatakan, meski terdapat manuver dalam peta Pilkada Sumsel, data lapangan sampai hari ini menunjukkan Herman masih merupakan tokoh dengan elektabilitas tertinggi.
“Data menunjukan Herman adalah bakal calon kontestan dengan peluang unggul yang tertinggi. Popularitasnya tinggi, akseptabilitasnya tinggi, elektabilitasnya juga tinggi. Tingkat kesukaan juga tinggi. Jadi ini tokoh inkumben yang kuat. Siapapun yang mau mengalahkannya, termasuk Mawardi Yahya, harus kerja keras, keras sekali,” ujarnya kepada media, Selasa (2/4/2024)
Aldo menyebut, pertarungan sesama petahana seringkali dimenangkan oleh mantan kepalanya daripada mantan wakilnya.
Itu karena secara de facto kekuasaan menang ada di tangan kepala, sang wakil hanya ban serep. Menurutnya, itu hal yang wajar.
Dirinya menambahkan, dalam kasus Sumsel, bisa jadi karena selama masa pileg pilpres banyak survei yang digelar di dapil lalu didapat ternyata elektabilitas Herman Deru cukup tinggi, akhirnya yang bersangkutan jadi sasaran lempar.
Meski sudah tak menjabat, Aldo menilai serangan terhadap Herman intensitasnya makin meninggi bahkan sudah bercampur dengan negative campaign dan black campaign.
Padahal pendaftaran peserta pilkada belum lagi dibuka.