Komarudin menuturkan, DPP PDIP sudah dua kali memanggil Gibran untuk mengonfirmasi mengenai statusnya.
"Kebetulan yang pertama saya panggil dengan Pak Sekjen di lantai 2 ruang Pak Sekjen dan waktu itu beliau sendiri (Gibran) yang ngomong, bahwa dia sadar tahun depan bapaknya tidak presiden lagi, 'mau ke mana lagi saya pasti bersandar di PDIP'," ucapnya.
Kedua, kata Komarudin, Gibran juga menyatakan akan setia di PDIP saat berada di sekolah partai.
"Itu kan Ibu (Megawati Soekarnoputri) tanya Mas Gibran sama Bobby (Bobby Nasution), mau tetap di sini apa berpindah partai? Mas Gibran sendiri maju ke mimbar lalu disampaikan waktu itu tetap bersama PDIP," ungkapnya.
Komarudin menambahkan saat ini status Gibran sudah tak lagi jadi kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi, saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu (jadi cawapres Prabowo)," tuturnya.
Tantang Jokowi-Gibran Mundur secara Gentle
Sementara itu, politisi PDIP Guntur Romli mendesak Jokowi dan Gibran menyatakan mundur dari PDIP secara terbuka.
Respons itu disampaikan Guntur setelah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyebut Presiden Jokowi dan Gibran bakal masuk ke partai yang dipimpinnya.
"Kalau memang benar, kami hanya bisa mengucapkan selamat," kata Gus Romli kepada Tribunnews.com, Kamis (25/4/2024).
Dia berharap agar Jokowi dan Gibran seakan tidak seperti "kacang lupa kulitnya", sehingga dia mendesak keduanya untuk berpamitan ke DPP PDIP.
Gus Romli menegaskan jika hal tersebut tidak dilakukan, maka sudah tidak relevan lagi membicarakan etika dengan Jokowi dan Gibran.
"Ditunggu secara gentle pernyataan dari Pak Jokowi dan Gibran, kemudian gentle untuk datang ke DPP dan mundur dari PDI Perjuangan, pamit baik-baik, jangan seperti kacanag lupa kulit, atau ingatlah pepatah kita 'datang ampak muka, pulang tampak punggung' atau sudah tidak relevan lagi bicara soal etika dengan Pak Jokowi dan Gibran?" tegasnya.
Pernyataan Airlangga
Sebelumnya, Airlangga mengungkapkan Jokowi dan Gibran sudah menjadi keluarga besar Golkar.
Hal tersebut, katanya, lantaran Jokowi dekat dengan Golkar, sementara Gibran direkomendasikan lewat Rapimnas Golkar.