News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub Jawa Timur

Menakar Basis Dukungan Duet Marzuki-Risma untuk Menantang Khofifah di Pilgub Jatim

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Marzuki Mustamar dan Tri Rismaharini. Konstelasi politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 semakin menguat. Di mana, sejumlah daerah mulai menerka calon potensial yang bakal maju sebagai pemimpin.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konstelasi politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 semakin menguat. Di mana, sejumlah daerah mulai menerka calon potensial yang bakal maju sebagai pemimpin.

Salah satu daerah yang turut menjadi sorotan yakni pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur. Dimana, gubernur petahana yakni Khofifah Indar Parawansa bakal kembali maju pada Pilgub Jawa Timur.

Selain nama Khofifih, kini muncul sejumlah nama yang digadang-gadang bakal maju juga pada Pilgub Jatim.

Nama yang mencuat yakni, duat antara Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad K.H. Marzuki Mustamar dengan Menteri Sosial yang juga mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang tengah digodok oleh internal PKB dan PDI Perjuangan.

Lalu, bagaimana peluang duet Marzuki Mustamar dan Tri Rismaharini untuk menantang sang petahana, Khofifah?

Direktur Indopol Survey Jatim, Fauzin Ahmad menilai, dukungan warga NU potensi akan terbagi.

Hal itu mengingat, baik Marzuki dan Khofifah yang akan berkontestasi sama-sama tokoh senior dan sangat berpengaruh di kaum Nahdliyin.

"Yang satu pernah memimpin PWNU Jawa Timur dan yang satunya pemimpin tertinggi di Muslimat," kata Fauzin Ahmad, Kamis (20/6/2024).

Lebih lanjut, Fauzin mengatakan tapi bagi Marzuki selaku calon penantang, tentu belum punya catatan buruk terkait dengan kepemimpinan formal atau birokrasi di Jawa Timur.

Berbeda dengan Khofifah tentunya, bahwa sebagai petahana, pasti warga NU secara umum yang sudah pernah satu periode merasakan kepemimpinannya menyimpan catatan-catatan baik dan juga buruk.

"Catatan buruk yang dapat dimaksimalkan oleh kubu penantang sebagai senjata buat mengurangi dukungan elektoral dari warga NU," terangnya.

Dia menambahkan, figur Marzuki ibaratnya bisa merebut dukungan dari basis NU baik struktural maupun yang NU Kultural.

Sementara figur Risma dapat dimaksimalkan perannya untuk merebut dukungan dari basis-basis Nasionalis warga Jawa Timur.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini