Luluk berujar, dalam dunia politik memang ada prasyarat yang saling memberikan pengaruh.
"Tentu, tidak bisa dinafikan juga yang terkait dengan popularitas ya, kemudian konektifitas gitu ya termasuk juga jejaring politik sosial ekonomi yang dimiliki," ungkapnya.
Menurutnya, Bobby secara politik memang mempunyai kekuatan, baik sebagai menantu Jokowi maupun sebagai Wali Kota Medan.
"Nah, Bobby memiliki kekuatan di situ, dia wali kota, dia mantu presiden. Presidennya juga masih berkuasa sekarang, kemudian adik iparnya terpilih sebagai wapres," ucapnya.
Oleh sebab itu, Luluk menyatakan, tak bisa dielakkan apabila Bobby mempunyai kekuatan seperti itu.
"Nah, dari sisi kelaziman dia memiliki itu ya enggak bisa dielakkan ada faktor itu," tutur Luluk.
Pernyataan PDIP
Sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat mempertanyakan soal ada atau tidaknya pengaruh Presiden Jokowi terhadap banyaknya parpol memberikan dukungan kepada Bobby.
"Pilkada Sumut ya untuk Mas Bobby sudah dapat (dukungan sebanyak itu), itu karena Mas Bobby-nya atau karena mertuanya?"
"Itu pertanyaannya. Jadi, pertanyaannya itu," kata Djarot saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (9/7/2024).
Ia berpendapat, banyaknya dukungan terhadap Bobby juga belum tentu mempengaruhi kemenangan.
Pasalnya, konsep dari pilkada adalah yang menentukan pemenangan ialah rakyat itu sendiri.
"Jadi belum tentu juga, pendukung partai yang banyak gitu, raksasa, gemuk gitu ya superkoalisi kek atau super apa ya gemuk banget gitu ya itu belum tentu juga (menang) karena yang menentukan kan rakyat juga," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Djarot enggan berbicara banyak mengenai arah dukungan parpol kepada suami Kahiyang Ayu itu.
Ia justru mempertanyakan, apakah Bobby diusung karena kapasitasnya atau bukan.