News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

2 Pernyataan PDIP soal Survei Litbang Kompas Sebut Elektabilitas Ahok Urutan 2 di Pilkada Jakarta

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok. Eks Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok, menduduki urutan kedua dalam survei elektabilitas yang digelar oleh Litbang Kompas.

TRIBUNNEWS.COM - Eks Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menduduki urutan kedua dalam survei elektabilitas Pilkada DKI Jakarta 2024 yang digelar oleh Litbang Kompas.

Elektabilitas Ketua Bidang Perekonomian DPP PDIP itu tepat di bawah mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan.

Adapun Anies mengantongi elektabilitas sebesar 29,8 persen, sedangkan Ahok mencatatkan 20 persen.

Lantas, seperti apa sikap PDIP dalam menanggapi hasil survei tersebut? Berikut pernyataannya.

Said Abdullah

Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, mengatakan Ahok tak pernah mendeklarasikan diri untuk kembali berlaga di Pilkada Jakarta.

Namun, elektabilitas Ahok justru tinggi berdasarkan hasil survei dari Litbang Kompas.

"Justru yang menjadi kejutan yang tidak pernah di-declare seperti Ahok tiba-tiba juga tinggi. Nampaknya itu harapan besar."

"Ahok tiba-tiba membuntuti bahkan itu sebelumnya masih tipis sekali," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Sementara itu, Said menilai wajar melihat elektabilitas Anies Baswedan berada di posisi pertama.

Pasalnya, Anies sudah dari awal mendeklarasikan akan maju kembali sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta.

"Wajar-wajar saja begitu di-declare maka pemberitaan dan publik penerimaannya tinggi itu wajar," terangnya.

Baca juga: Survei Litbang Kompas Sebut Ahok Buntuti Anies, PDIP Pasti Pertimbangkan Basuki Maju Pilgub Jakarta

Oleh sebab itu, Said menyebutkan pihaknya juga akan mempertimbangkan mengusung Ahok di Jakarta.

Apalagi, ia mengklaim kader PDIP itu berhasil memimpin Jakarta saat menjadi gubernur.

"Kalau soal pertimbangan, pasti dipertimbangkan, apalagi Ahok Ketua DPP Bidang Perekonomian. Dan hemat saya kepemimpinan Ahok selama di DKI teruji, berhasil."

"Kalau Ahok bisa maju dan katakanlah nanti DPP PDI Perjuagan memunculkan Ahok, maka pertarungannya kembali akan sengit," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menilai jika pada akhirnya diusung, Ahok berpotensi untuk mengalahkan Anies.

"Daya tariknya luar biasa. Maka, Ahok menurut saya, karena tingkat elektabilitasnya sangat mengejutkan itu potensial bisa mengalahkan Anies," ujarnya.

Kendati demikian, Said menekankan PDIP belum memutuskan Ahok bakal diusung di Pilkada Jakarta atau wilayah lainnya. 

"Belum diputuskan oleh Ibu Ketua Umum, PDI Perjuangan bisa menampilkan Ahok sebagai calon," tegas Said.

Ia menyatakan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, akan segera mengumpulkan sejumlah pengurus DPP PDIP untuk melakukan rapat penentuan nasib Ahok. Rapat itu akan digelar tak lama lagi.

"Pasti rapat DPP yang dipimpin oleh Ibu Mega. Kan ini kan sudah tinggal 49 hari. DPP setiap hari itu kan yang diurus 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi."

"Sehingga intens kami terus menerus dan tidak luput juga pasti DPP juga akan melototin pertarungan konstetasi di Jakarta," kata Said.

Masinton Pasaribu

Politisi PDIP, Masinton Pasaribu, menyatakan survei Litbang Kompas menunjukkan warga Jakarta ternyata tak menginginkan figur yang minim pengalaman.

"Bagi kami sesuai dengan juga hasil survei Litbang Kompas di mana warga Jakarta sebagai pemilih rasional ternyata tidak menginginkan figur yang coba-coba, minim pengalaman, ya, untuk memimpin Jakarta ke depan seperti itu," terang Masinton, Rabu, dilansir YouTube Kompas TV.

Masinton menerangkan, sebagai sebuah partai politik, PDIP memiliki kepentingan supaya Jakarta dipimpin oleh figur yang mempunyai pengalaman dalam memimpin pemerintahan, memimpin birokrasi, dan mengelola negara.

"Selain itu, juga adalah kepemimpinan yang memiliki dan memahami aspek sosiokultural serta karakteristik warga Jakarta," ucapnya.

Atas dasar itu, PDIP akan berupaya mendorong kader-kadernya untuk menjadi pemimpin di Jakarta.

Kendati demikian, hal itu harus dikomunikasikan dengan partai politik (parpol) lain.

Pasalnya, tak ada satu pun parpol yang memenuhi syarat kursi DPRD Jakarta untuk mengusung calonnya sendiri di Pilkada Jakarta.

"Lagi-lagi ini semua harus dikomunikasikan ke antar-partai politik karena tidak satu pun partai politik di Jakarta yang perolehan kursinya mencukupi untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur."

"Nah, tentu PDI Perjuangan sedang membangun komunikasi itu dengan partai-partai politik lainnya," ungkapnya.

Hasil Survei Litbang Kompas

Litbang Kompas baru-baru ini merilis hasil survei elektabilitas nama-nama bakal Cagub untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Adapun perhitungan dilakukan pada 15 hingga 20 Juni 2024.

Sebagai informasi, survei periodik lewat wawancara tatap muka ini dilaksanakan Litbang Kompas pada 15-20 Juni 2024.

Ada sebanyak 400 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jakarta.

Penelitian ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error kurang lebih 4.9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Berikut elektabilitas calon gubernur berdasarkan perhitungan atau survei Litbang Kompas.

  • Anies Baswedan: 29.8 persen
  • Basuki Tjahaja Purnama: 20 persen
  • Ridwan Kamil: 8.5 persen
  • Erick Thohir: 2.3 persen
  • Sri Mulyani: 1.3 persen
  • Kaesang Pangarep: 1.0 persen
  • Tri Rismaharini: 1 persen
  • Andika Perkasa: 1 persen
  • Heru Budi Hartono: 1 persen
  • Tidak menjawab/tidak tahu: 30.0 persen
  • Nama lainnya: 4.3 persen

(Tribunnews.com/Deni/Igman Ibrahim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini