News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Pengamat Nilai Dukungan Golkar Untuk Dedy Mulyadi Maju Pilkada Jabar Bentuk Win-win Solution KIM

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin.

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menyoroti dukungan yang diberikan Golkar kepada Dedy Mulyadi untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) di Pilkada Jawa Barat (Jabar).

Ujang mengatakan kemungkinan ada kesepakatan dengan pemerintah, dalam hal ini Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gerindra.

Dimana Gerindra memastikan kadernya, Dedy Mulyadi, dapat menang di Jabar dan Golkar dengan kadernya, Ridwan Kamil (RK) dapat meraih kemenangan di Daerah Khusus Jakarta (DKJ).

"Kesepakatan yang menjadi win-win solution partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Agar Gerindra dengan Dedi Mulyadinya bisa menang di Jabar dan agar Ridwan Kamil juga bisa dimenangkan di DKJ," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (3/8/2024).

Ia menuturkan, KIM memiliki target wilayah-wilayah strategis, seperti DKJ, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Sulsel, dan lain-lain yang harus dikuasai kubu pemerintah.

Baca juga: Demokrat Beri Sinyal Dukung Dedi Mulyadi Maju Pilkada Jabar, Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta

"Agar antara kepala daerah dengan pemerintah pusatnya satu frekuensi," jelasnya.

Di sisi lain, menelisik kans kemenagan Ridwan Kamil di Jakarta.

Menurut Ujang, walaupun elektabilitas Ridwan Kamil di bawah Anies dan Ahok, tetapi karena didukung kubu pemerintah, mantan Gubernur Jabar itu tetap punya peluang menang.

Terlebih, ada gagasan koalisi KIM plus di DKJ, kata Ujang, jika KIM plus terlaksana di Pilkada Jakarta, maka bisa saja Nasdem, PKB, dan PKS masuk KIM plus itu.

Baca juga: PDIP dan Gerindra Kabupaten Bogor Akan Bahas Kerja Sama di Pilkada 2024

Terkait hal ini, akademisi Universitas Al-Azhar itu menilai adanya potensi kegagalan pencalonan Anies Baswedan di Jakarta akibat kekurangan partai pengusung.

"Apalagi PKS berharap untuk diajak masuk pemerintahan Prabowo-Gibran. Jika PKS bisa ditarik masuk koalisi KIM plus, maka Anies bisa saja tidak bisa berlayar. Apalagi NasDem via Sahroni, mengatakan politik dinamis dan NasDem belum tentu dukung Anies," jelasnya.

Meski demikian, jika Anies berhasil masuk di Pilgub Jakarta, ia mengatakan, Ridwan Kamil juga harus bekerja keras berhadapan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Namun RK harus kerja keras jika head to head dengan Anies. Dan di Desember nanti akan ada Munas Golkar. Dan dalam setiap Munas, siapa yang ingin jadi Golkar 1, maka harus dapat restu dan dukungan RI 1. Jadi saling membutuhkan antara Golkar dengan Gerindra," jelas Ujang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini