News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Hasto PDIP Respons Ridwan Kamil Bertemu Jokowi: Budaya Orde Baru, Menunjukkan Mentalitas Kalah

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto usia lomba lari 10 KM bertajuk 'Victoria Run' di Tangerang Selatan, Minggu (3/11/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai Cagub Jakarta Ridwan Kamil saat ini mempertontonkan mentalitas yang lemah, dan mentalitas orang kalah. 

Sebab, dia menilai, pria yang akrab disapa RK ini menemui Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di tengah mengalami kemunduran elektabilitas.

"Di tengah-tengah hasil survei yang menunjukan pasangan RK Itu mengalami penurunan secara drastis, menunjukkan ketidakpercayaan publik yang makin besar, kemudian Pak RK datang ke Pak Jokowi, itu menunjukkan mentalitas kalah," kata Hasto usia lomba lari 10 KM bertajuk 'Victoria Run' di Tangerang Selatan, Minggu (3/11/2024).

Hasto mengatakan langkah RK bertemu Jokowi tentu ingin meminta restu dan pertolongan agar bisa menang dalam Pilkada Jakarta 2024.

Politisi asal Yogyakarta ini mengatakan langkah meminta restu dan pertolongan maju kontestasi politik seperti mengembalikan Indonesia ke budaya Orde Baru.

Dia pun menyebut anak muda sebenarnya tidak suka langkah meminta pertolongan dan restu dalam kontestasi politik. Para generasi Z lebih suka kandidat menawarkan gagasan dan mempertontonkan prestasi.

"Budaya restu-restuan itu adalah budaya lama, budaya orde baru. Berbeda dengan budaya anak muda, generasi milenial, gen Z ya mengedepankan prestasi, itu bedanya. Harus turun ke bawah, dengan menampilkan gagasan yang baik, sehingga ketika RK datang ke Pak Jokowi itu menunjukkan sekali lagi mentalitet kalah, mentalitet bukan pejuang," kata Hasto.

Hasto pun menegaskan, langkah RK untuk meminta pertolongan untuk menang Pilkada Jakarta 2024 tidak dilakukan kandidat yang diusung PDIP, yakni Pramono Anung dan Rano Karno atau Doel.

"Maka dari itu, kami makin meyakini Pak Pramono Anung dan Rano Karno akan memenangkan Pilkada Jakarta, karena terus turun ke bawah dan menyapa rakyat dengan gagasan gagasan yang membangun Jakarta sebagai global city," jelasnya.

Hasto pun menduga, menurunnya elektabilitas RK bisa terjadi setelah Cawagub Jakarta nomor urut satu Suswono membuat pernyataan tentang 'janda kaya menikahi pria muda pengangguran'.

Sehingga, membuat RK khawatir dan eks Wali Kota Bandung itu meminta pertolongan Jokowi untuk bisa menang Pilkada Jakarta 2024.

"Suatu kekhawatiran, kekhawatiran yang sangat dari RK, karena surveinya menurun dan kemudian ada persoalan terkait dengan wakilnya, yang banyak mengatakan itu suatu bentuk pelecehan agama, dan kemudian datang minta restu, sekali lagi itu menunjukkan mentalitas kalah. Oleh karena itu, mari kita semua bergerak serentak karena budaya restu restuan itu budaya masa lalu, budaya feudal yang harus kita tinggalkan," kata dia.

Hasto pun mengingatkan, bahwa Presiden RI Prabowo Subianto sudah menekankan pentingnya aparat netral pada Pilkada serentak 2024.

Baca juga: PDIP soal Ridwan Kamil Temui Prabowo dan Jokowi: Khawatir Surveinya Turun, Cari Dukungan

"Cawe-cawe Jokowi sudah enggak bisa lagi, meskipun kita lihat ada berbagai elemen-elemen aparatur negara yang masih mencoba dikerahkan. Oleh karena itu, jangan takut terhadap intervensi dari aparat negara, karena presiden prabowo sudah mengatakan komitmennya untuk netral. Kalau ada aparatur negara termasuk oknum polisi yang bergerak untuk memenangkan pasangan calon tertentu, itu artinya berseberangan dengan garis kebijakan Presiden Prabowo," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini