News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Pakar Komunikasi Politik Benny Susetyo: Bahaya Bayang Kartel Politik Pilkada 2024

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pilkada Serentak 2024. Benny Susetyo mewanti-wanti bahaya kartel politik membayangi Pilkada serentak 2024, demokrasi kini digerogoti praktik politik.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Benny Susetyo mewanti-wanti bahaya kartel politik membayangi Pilkada serentak 2024.

Benny mengatakan, demokrasi yang seharusnya menjadi wadah untuk menentukan arah kepemimpinan, kini justru digerogoti praktik politik yang mencederai esensinya.

"Pembajakan demokrasi oleh kartel politik semakin mengikis kebebasan rakyat untuk memilih dengan jujur dan tanpa paksaan, ancaman nyata yang menghantui Pilkada mendatang," kata Benny dalam keterangannya, Minggu (18/8/2024).

Menurutnya, dalam demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, esensi dari demokrasi adalah kesetaraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Benny menjelaskan, Pancasila sebagai ideologi negara menempatkan kedaulatan di tangan rakyat serta memberikan hak kepada setiap individu untuk berpartisipasi dalam menentukan arah bangsa.

"Namun, kenyataan yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa praktik-praktik politik yang ada seringkali bertentangan dengan nilai-nilai luhur tersebut," ujarnya.

Dia menegaskan, demokrasi seharusnya memberi kesempatan kepada rakyat untuk memilih tanpa paksaan atau tekanan.

Sayangnya, kata Benny, demokrasi Indonesia menghadapi tantangan serius dengan adanya dominasi kartel politik yang terdiri dari kelompok-kelompok kekuatan yang mendominasi partai politik

Menurutnya, hal tersebut membuat rakyat kesulitan untuk menentukan calon pemimpin yang benar-benar mereka inginkan.

"Partai-partai politik yang seharusnya menjadi instrumen demokrasi kini seringkali dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tersebut, yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan rakyat," ucap Benny.

Akibatnya, rakyat kehilangan kesempatan untuk memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak, prestasi, dan kemampuan manajerial.

"Sebaliknya, yang terjadi adalah pemimpin-pemimpin yang muncul ke permukaan seringkali adalah mereka yang populer karena citra yang dibangun melalui media, bukan karena kualitas kepemimpinan yang sebenarnya,"

Baca juga: Bamsoet Sebut Kotak Kosong Sebuah Fakta Demokrasi dan Perlu Dihormati

Menurut Benny, hal tersebut membuat demokrasi kehilangan esensi dan maknanya sebagai alat untuk mewujudkan kedaulatan rakyat.

Dia menegaskan, ketika kartel politik menentukan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan, maka demokrasi kehilangan arah dan tujuannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini