TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan rasa penyesalannya tak bisa berlaga dalam gelaran Pilkada Jakarta 2024.
Menurut dia setelah mengikuti di Pilpres 2024 lalu namun gagal terpilihi presiden, sejumlah masyarakat silih berganti datang ke rumahnya menyampaikan keluhan.
Kata dia, itu yang mendorongnya terus bertekad memperjuangkan aspirasi masyarakat itu dengan memutuskan kembali maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta meskipun gagal lagi.
Kayak Cari Peruntungan
Mengenai hal itu, Pengamat Politik Hendri Satrio berpendapat Anies seperti mencari peruntungan.
Apalagi Anies juga dikabarkan akan maju di Pilgub Jabar tapi juga gagal.
"Saya dari awal melihatnya begini. Kalau setelah nyapres sudah ultimate, kalau kemudian dia nyagub, menurut saya kayak orang nyari peruntungan gitu loh," kata Hendri dikutip TribunJakarta.com dari Youtube Kompas.com, Jumat (20/8/2024).
Menurut Hendri, Anies dapat melakukan langkah politik lain setelah gagal dalam Pilpres 2024.
Ia mengingatkan Anies sebagai seorang politisi sudah mencapai level nasional ketika berkontestasi dalam pilpres.
Meskipun ia menuturkan hak Anies Baswedan juga untuk maju lagi di level pilkada.
"Apakah masih ada karir politik yang ingin dia daki dan langkahi. Dan para pendukung Mas Anies masih banyak sehingga bersemangat banget tuh," katanya.
Hendri mengaku tidak mendapatkan alasan rezim mengizinkan Anies Baswedan kartunya terbuka kembali untuk maju lagi di Pilgub.
Pasalnya, bila kartu Anies Baswedan terbuka maka akan menjadi pesaing kuat rezim pada Pilpres 2029.
"Partai politik akhirnya meninggalkan Anies Baswedan. Dengan PKS pun enggak jalan, ada angin surga, angin baru bahwa MK memutuskan ambang batas partai. Tapi kan parpol enggak ada perubahan yang sudah ada di KIM tetap di KIM enggak tercerai berai," katanya.
Penyesalan Anies Baswedan
Sebelumnya diberitakan Anies Baswedan mengungkapkan rasa penyesalannya usai tak bisa berlaga dalam gelaran Pilkada Jakarta 2024.
Ia menyatakan dirinya telah banyak menerima masukan dari masyarakat tapi karena tak mendapatkan tiket untuk maju dalam pesta demokrasi, aspirasi tersebut tidak bisa diperjuangkan.
"Ada penyesalan itu. Apa yang saya sesali? Yang saya sesali adalah aspirasi warga kampung-kampung miskin kota, rakyat miskin kota yang berdatangan ke rumah ini, di tempat sini," kata Anies dalam siaran video yang dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (30/8/2024).
Anies menjelaskan setelah dirinya mengikuti kompetisi di Pilpres 2024 lalu, sejumlah masyarakat silih berganti datang ke rumahnya menyampaikan keluhan.
Oleh sebab itu, ia bertekad untuk memperjuangkan aspirasi itu dengan memutuskan kembali maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Pak tolong kembalikan kondisi yang kemarin kita rasakan, 1,5 tahun ini hilang. Dari mulai usaha untuk perbaikan kampung-kampung kumuh, perbaikan kondisi ekonomi mereka yang selama itu kami selalu jadikan fokus perhatian," katanya.
"Kalau dibilang perasaan ya ada perasaan, aduh ini aspirasi ini enggak bisa kita tuntaskan. Lihat warga Kampung Bayam yang telantar. Berat rasanya lihat kampung-kampung yang setiap kali kita datang, 'Pak tolong ini dituntaskan'. Berat rasanya kalau mereka tidak bisa mendapatkan penuntasan atas usaha meningkatkan kesejahteraannya," imbuhnya.
Namun dirinya mengaku tak akan pernah berhenti berjuang untuk membela rakyat kecil dalam agar harapan mereka bisa terpenuhi.
"Bukan berarti perjuangan kita berhenti dan bukan berarti ikhtiar kita selesai di sini, enggak. Dengan cara lain nanti kita sama-sama berjuang untuk bisa memperbaiki kondisi rakyat miskin kota yang saat ini sedang menghadapi tantangan yang besar sekali," katanya.
Anies sempat akan diusung oleh PDI Perjuangan atau PDIP di Pilkada Jakarta.
Lalu pada akhirnya PDIP lebih memilih mengusung Pramono Anung dengan Rano Karno untuk maju di Pilkada Jakarta.
Sumber: Tribun Jakarta/Kompas.TV