News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Maju Pilgub Jakarta, Pramono Anung Mengaku Punya Hubungan Baik dengan Jokowi, Prabowo hingga SBY

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8/2024).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan selama ini dirinya memiliki hubungan yang baik dengan tokoh nasional dan pimpinan partai politik.

Komunikasi yang baik ini, kata Pramono, membuatnya tidak berjarak dengan kubu lain dalam Pilkada Jakarta.

Selama ini, Pramono mengaku sering mendapatkan tugas dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk berkomunikasi dengan tokoh politik manapun.

"Saya ini kan menjadi beruntung saya bisa berkomunikasi dengan semuanya. Termasuk dengan Pak Jokowi, dengan baik. Dengan Pak Prabowo, dengan baik. Dengan Pak SBY, dengan baik. Seluruh ketua umum partai," kata Pramono.

"Karena memang seringkali saya ditugaskan oleh Ibu Mega. Dan selalu saya silent, gak pernah ngomong dengan siapapun," tambah Pramono.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pramono dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra.

Menurutnya, dinamika politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) akan berbeda dengan Pilkada ini.

"Kenapa? Karena Pilkada ini, di dalam tubuh pemerintah sendiri, terutama polisi dan aparat penegak hukum, itu sudah capek," tutur Pramono.

Dirinya mengungkapkan saat ini Pilkada yang digelar sudah sangat banyak, yakni pada 514 kota kabupaten dan 37 provinsi. Sementara waktu yang dijalankan sangat singkat.

Baca juga: Pramono Anung Pastikan Tidak Bawa Politik Identitas pada Pilkada Jakarta

"Kalau kemudian misalnya ada yang mencederai demokrasi kita, pasti ini juga dampaknya akan panjang. Apalagi pemerintahan yang sekarang tinggal 1,5 bulan lagi," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini