TRIBUNNEWS.COM - Pakar hukum tata negara, Refly Harun mengungkap setidaknya ada empat faktor yang menghalangi langkah Anies Baswedan maju Pilkada 2024.
Sebagai orang dekat Anies, Refly pun menyinggung adanya dugaan cawe-cawe Istana untuk menggalkan langkah politik mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.
Anies sebelumnya santer diisukan akan maju Pilkada Jakarta 2024.
Isu yang beredar menyebut Anies bakal diusung PDIP dan akan dipasangkan dengan Rano Karno.
Namun PDIP akhkirnya mengusung duet Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta mendatang.
Setelah jalannya kandas di Jakarta, muncul isu Anies bakal maju pada Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.
Saat itu, Anies dikabarkan akan didetkan dengan Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono.
Namun, jalan Anies lagi-lagi terganjal setelah PDIP akhirnya mengusung pasangan cagub-cawagub Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja di Jabar.
PDIP sempat mengklaim, batalnya Anies maju di Pilkada Jabar disebabkan karena adanya campur tangan 'Mulyono' yang disebut-sebut sebagai Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait rentetan kegagalan Anies maju Pilkada 2024, Refly Harun mengungkap analisanya.
Refly melihat setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan gagalnya Anies berkontestasi pada Pilkada 2024.
Baca juga: Bertemu Anies di Area CFD Jakarta, Pramono-Rano Tegaskan Belum Ada Pembahasan terkait Tim Pemenangan
Pertama, Refly melihat Anies tidak ingin menjadi kader PDIP.
Seperti yang sudah diberitakan, PDIP sempat memberikan syarat agar Anies menjadi kader jika ingin didukung pada Pilkada Jakarta.
Menurut Refly, Anies memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki basus pendukung yang besar.